Jika kita terus mempermasalahkan hal-hal tersebut, secara potensial kita akan terus kecewa, sulit untuk menemukan kebahagiaan, meratap, dan terus menyalahkan Sang Pencipta dan manusia.
Singkatnya, filsafat Stoikisme memang mengajarkan kita bahwa kebahagiaan sejatinya datang dari dalam diri kita dan dari kendali kita sendiri. Namun, meskipun begitu hal ini bukan berarti kita hanya memikirkan kebahagiaan diri kita sendiri dan melupakan orang lain.
Menurut Cicero, yang perlu ditekankan dalam Stoikisme adalah perihal etika. Misalnya saja dalam konteks politik, Cicero paham betul bahwa negara dan dunia sosial berada di luar kendalinya dan ia sadar bahwa ia tidak akan bisa membantu orang-orang kelaparan, menghapus praktik korupsi, dan kejahatan di negaranya dengan berdiam diri.
Oleh karena itu, ia harus mencari kemungkinan tertinggi dari keterbatasan kemungkinan-kemungkinan yang ada. Dengan jabatannya sebagai konsultan negara ia juga wajib berjuang semaksimal mungkin dan berbuat adil bagi orang banyak meski dalam keterbatasan.
Disposisi mental seperti ini seharusnya wajib dicontoh dan dimiliki seorang pejabat publik dan semua manusia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.