Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/08/2022, 15:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Livestrong

KOMPAS.com - Kunyit adalah rempah-rempah penting dalam banyak masakan Asia Selatan yang telah digunakan selama berabad-abad.

Selain rasa dan rona emas yang menambah warna cerah pada hidangan, kunyit juga sering kali digunakan sebagai obat alami karena mengandung kurkumin untuk anti-inflamasi.

Kurkumin merupakan polifenol, atau bahan kimia nabati yang menargetkan area tubuh yang menandakan peradangan.

Menurut deskripsi dalam jurnal Foods edisi Oktober 2017, ada beberapa bahan yang dapat membantu mengaktifkan kualitas kurkumin.

Misalnya, menggabungkan kunyit dengan lada hitam telah terbukti meningkatkan bio-availabilitas, atau mengaktifkan kurkumin dalam tubuh sebesar 2.000 persen.

Baca juga: Resep Teh Kunyit dengan 10 Khasiat untuk Kesehatan

Tidak hanya digunakan dalam makanan dan minuman khusus di India, kunyit juga dikonsumsi dalam teh di Jepang.

Lalu, kunyit digunakan dalam kosmetik di Thailand, sebagai zat pewarna di China, sebagai antiseptik di Malaysia, dan sebagai bahan anti-inflamasi di Pakistan.

Di Amerika Serikat, rempah-rempah ini telah digunakan sebagai zat pewarna dan pengawet dalam saus mustard, keju, mentega, dan keripik.

Selain itu, ada tiga fakta besar yang mungkin belum kita sadari sebelumnya.

Menurut jurnal Foods, hubungan kunyit dan kurkumin dengan penurunan berat badan adalah karena sifat anti-inflamasi kunyit.

Memiliki kelebihan berat badan atau obesitas memang telah dikaitkan dengan pelepasan sitokin pro-inflamasi. Kondisi ini erat dengan peradangan kronis tingkat rendah.

Sebuah artikel Nutrition Journal pada Januari 2013 mengungkap, banyak orang dengan kelebihan berat badan dan obesitas dianggap memiliki sindrom metabolik.

Baca juga: Benarkah Kunyit Bisa untuk Mengobati Masalah Asam Lambung?

Kondisi ini sering diakibatkan oleh kelebihan berat badan dan ukuran pinggang yang terlalu besar.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Foods tahun 2017 pun menunjukkan, orang dewasa dengan obesitas yang menerima 1 gram kurkumin selama 30 hari, diikuti dengan dua minggu libur, mengalami penurunan yang signifikan dalam kadar trigliserida.

Namun, mereka tidak mengurangi kadar kolesterol, indeks massa tubuh (BMI), dan lemak tubuh.

Para peneliti lalu menyimpulkan, periode singkat suplemen, kurangnya kontrol diet, dan dosis rendah suplemen dapat menjelaskan temuan tersebut yang bertentangan dengan penelitian sebelumnya.

Lalu, sebuah studi tahun 2015 dalam jurnal European Review for Medical and Pharmacological Sciences menyimpulkan, bentuk kurkumin yang tersedia secara hayati dapat secara positif membantu manajemen berat badan pada orang yang kelebihan berat badan.

Peserta diberi 800 mg suplemen yang terdiri dari 95 persen kurkumin. Mereka juga mengikuti diet ketat.

Selama 30 hari pertama, penurunan berat badan dan perubahan BMI sekitar 2 persen. Itu meningkat menjadi sekitar 5-6 persen setelah 30 hari lagi.

Baca juga: 7 Manfaat Kunyit dan Cara Mengonsumsinya

Tetapi, para peneliti mengingatkan, penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk menentukan apakah kunyit dan kurkumin benar-benar memiliki efek positif dalam memerangi sistem peradangan tubuh dan dalam membantu menurunkan berat badan.

Halaman:
Sumber Livestrong
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com