Childs mengingatkan, ada kemungkinan anak "mewarisi" perilaku beracun orangtuanya ketika mereka sudah memiliki anak.
Anak yang sudah berkeluarga dapat berpikir mereka harus bersikap seperti yang dilakukan orangtuanya dulu kepada buah hatinya.
Di sisi lain, Child menyampaikan bahwa perilaku toxic orangtua bisa merusak hubungan anak dengan orang lain.
Pasalnya mereka telanjur dewasa tanpa mengerti bagaimana cara memperlakukan orang lain dan hubungan secara timbal balik.
Baca juga: 7 Tanda Kita adalah Orangtua yang Toksik
Perilaku toxic orangtua sebaiknya segera disetop supaya mereka tidak semakin menyakiti anak di masa mudanya.
Berikut cara menghadapi orangtua toxic.
Childs menyarankan anak yang dibesarkan oleh orangtua toxic untuk mencari bantuan.
Dalam hal ini, ia merekomendasikan mereka untuk berkonsultasi dengan terapis supaya bisa memproses perasaan dan emosi.
Anak juga dapat menentukan siapa saja yang diinginkan dan secara aktif membuat perubahan.
Childs mengutarakan bahwa orangtua tidak bisa merubah perilakunya secara instan menjadi tidak toxic.
Anak lebih baik memberi jarak dengan orangtuanya supaya mereka sembuh meski sulit untuk diterima.
Tapi, menurut Childs, cara tersebut sama ketika anak bertemu dengan orang beracun lainnya.
Ia menyarankan anak untuk memberi tahu orang yang toxic bahwa apa yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.
Memang, memberi tahu orang seperti itu bukan hal yang mudah karena si toxic bisa saja tidak suka ketika ada batasan.
Childs menyampaikan, anak yang memilih bercicara dengan teman terpercaya saat menetapkan batasan memberi mereka dukungan emosional dan motivasi.