KOMPAS.com - Tidak ada orangtua yang sempurna. Mereka pasti mempunyai kekurangan dan kelebihan ketika membesarkan anak.
Akan tetapi ketidaksempurnaan orangtua terkadang membawa mereka pada perilaku yang toxic alias beracun.
Hal tersebut membuat anak yang diasuh merasa tidak nyaman, stres, bahkan mengalami depresi.
Sayangnya orangtua yang toxic seringkali tidak menyadari bahwa perilaku mereka menyakiti hati dan pikiran anak.
Alih-alih sadar dan mengubah perilakunya, mereka justru berdalih apa yang mereka lakukan untuk kebaikan anak.
Baca juga: 7 Tanda Toxic Parents, Apakah Kamu Termasuk?
Lalu, apa sih tanda-tanda orangtua yang toxic?
Ilustrasi orangtua marah.
Dilansir dari Health Essentials, psikolog Chivonna Childs, Ph.D memberi penjelasan apa itu orangtua toxic.
Ia menerangkan, orangtua toxic adalah orangtua yang mengutamakan kebutuhan mereka di atas anaknya.
Nah, berkaca dari hal tersebut, Childs membeberkan tujuh tanda orangtua toxic yang wajib diwaspadai anak.
Simak yang berikut ini.
Seperti yang dijelaskan Childs sebelumnya, orangtua toxic merupakan orangtua yang memprioritaskan kebutuhan mereka di atas anaknya.
Tidak mengherankan apabila mereka berperilaku egois dengan anaknya sendiri.
Childs mengatakan, orangtua yang toxic tidak segan memperlakukan anaknya semena-mena.
Misalnya dengan memukul buah hatinya meskipun dilakukan tanpa alasan.
Mulut orangtua toxic mungkin lebih tajam dari silet ketika mereka mengata-ngatai anaknya.
Childs menyampaikan, orangtua seperti itu tidak ragu meneriaki, menghina, bahkan menyalahkan anaknya.
Orangtua toxic bisa saja mutung atau mendiamkan anaknya selama berjam-jam bahkan berhari-hari ketika si buah hati melakukan kesalahan.
Seperti orang pada umumnya, anak tidak luput dari kesalahan, baik di sekolah maupun di rumah.
Sayangnya orangtua bisa membuat anak merasa bersalah, terutama pada masalah yang tidak dapat mereka kendalikan, seperti perkawinan.
Tidak hanya pasangan yang bisa memanipulasi. Orangtua juga dapat melakukan hal yang sama kepada anaknya.
Childs mengatakan, orangtua toxic yang manipulatif selalu ingin mendapat apa yang mereka inginkan.
Sama seperti hubungan dengan teman, ketidakmampuan orangtua menghormati batasan adalah tanda lain dari pola asuh yang toxic.
Baca juga: Perhatikan, Tanda Kita Hidup dengan Orangtua Toksik
Ingatlah bahwa apa pun yang dilakukan orangtua bisa terekam dalam memori si buah hati.
Apalagi jika anak menyaksikan dan merasakan langsung bagaimana mereka dibesarkan oleh orangtua toxic.
Dalam hal ini, Childs memberi tahu dua dampak yang dirasakan anak di masa depan ketika hidup bersama orangtua beracun.
Simak yang berikut ini.
Child mengatakan bahwa salah satu konsekuensi yang berisiko dihadapi anak dalam jangka pendek adalah perasaan terjebak.
Perasaan tersebut dapat disebabkan oleh pelecehan secara fisik, verbal, atau emosional.
Anak bisa merasa terganggu ketika mengetahui dampak jangka panjang akibat pola asih orangtua yang toxic.
Nah, ketika anak menyadari orangtuanya toxic, mereka sebenarnya sudah cukup dewasa untuk menyadari perilaku orangtuanya tidak baik.
Childs mengingatkan, ada kemungkinan anak "mewarisi" perilaku beracun orangtuanya ketika mereka sudah memiliki anak.
Anak yang sudah berkeluarga dapat berpikir mereka harus bersikap seperti yang dilakukan orangtuanya dulu kepada buah hatinya.
Di sisi lain, Child menyampaikan bahwa perilaku toxic orangtua bisa merusak hubungan anak dengan orang lain.
Pasalnya mereka telanjur dewasa tanpa mengerti bagaimana cara memperlakukan orang lain dan hubungan secara timbal balik.
Baca juga: 7 Tanda Kita adalah Orangtua yang Toksik
Perilaku toxic orangtua sebaiknya segera disetop supaya mereka tidak semakin menyakiti anak di masa mudanya.
Berikut cara menghadapi orangtua toxic.
Childs menyarankan anak yang dibesarkan oleh orangtua toxic untuk mencari bantuan.
Dalam hal ini, ia merekomendasikan mereka untuk berkonsultasi dengan terapis supaya bisa memproses perasaan dan emosi.
Anak juga dapat menentukan siapa saja yang diinginkan dan secara aktif membuat perubahan.
Childs mengutarakan bahwa orangtua tidak bisa merubah perilakunya secara instan menjadi tidak toxic.
Anak lebih baik memberi jarak dengan orangtuanya supaya mereka sembuh meski sulit untuk diterima.
Tapi, menurut Childs, cara tersebut sama ketika anak bertemu dengan orang beracun lainnya.
Ia menyarankan anak untuk memberi tahu orang yang toxic bahwa apa yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan.
Memang, memberi tahu orang seperti itu bukan hal yang mudah karena si toxic bisa saja tidak suka ketika ada batasan.
Childs menyampaikan, anak yang memilih bercicara dengan teman terpercaya saat menetapkan batasan memberi mereka dukungan emosional dan motivasi.
Saran terakhir yang diberikan Childs untuk anak supaya mereka bisa menghadapi orangtua toxic adalah fokus pada diri sendiri.
Ya, bagi Childs, fokus pada sendiri membantu anak yang dibesarkan oleh orangtua seperti itu untuk sembuh.
Dengan batasan dengan orangtua dan dukungan dari support system, anak akan melihat kemajuan yang baik dalam dirinya.
Childs meminta anak untuk menyadari bahwa kondisi yang dialami bukan kesalahannya dan memberi tahu mereka dapat berubah.
Ia menyebut anak dapat berusaha supaya semakin baik dan menjadi pribadi yang mereka inginkan.
Baca juga: Orangtua, Jangan Menjadi Toksik bagi Anak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.