KOMPAS.com - Sebelum era 1980-an, sepatu kets atau sneaker hanyalah sebatas alas kaki. Fungsinya tidak lebih dari itu.
Semua berubah pada tahun 1985, ketika legenda NBA Michael Jordan mengawali debutnya di lapangan basket dengan sepatu Nike, Air Jordan 1.
Hadir dalam corak warna merah-hitam-putih, Air Jordan 1 ini awalnya menuai kontroversi lantaran tidak memenuhi aturan NBA yang mengharuskan sepatu pemain berwarna dominan putih dan mewakili jersey tim.
Alhasil, Michael Jordan dijatuhi denda sebesar 5.000 dollar AS setiap kali dia memakai Air Jordan 1 di lapangan.
Di kemudian hari, siluet AJ 1 ini mendapat julukan Air Jordan 1 "banned".
Tersandung regulasi NBA justru meningkatkan popularitas sepatu Jordan. Berbagai model dan corak warna dari siluet AJ menjadi incaran kolektor hingga hari ini.
Salah satunya, model Air Jordan 1 "Chicago" yang dipakai MJ --julukan Michael Jordan-- dalam sebuah pertandingan di tahun 1985.
Dibubuhkan tanda tangan sang pemain di bagian kerah, sepatu ini terjual seharga 752.600 dollar Australia (setara Rp 7,6 miliar) dalam acara lelang yang diadakan Sotheby's pada Mei 2020.
Baca juga: Sepenggal Kisah Air Jordan 16, Anak Tiri di Keluarga Jordan
Apa yang membuat sepatu Jordan menarik penggemar yang begitu luar biasa dan menjadi barang investasi bernilai tinggi?
Pasar sepatu kets StockX melaporkan, rilis sepatu kets Air Jordan paling populer kerap kali mengikuti pola centang Nike di panel samping atau juga disebut "Swoosh Curve".
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.