Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Kondisi Panic Attack Harus Diperiksa Dokter? Kenali 15 Tandanya

Kompas.com - 01/09/2022, 05:05 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Serangan panik atau panic attack dapat digambarkan sebagai munculnya rasa takut hingga kecemasan berlebihan secara tiba-tiba.

Panic attack tak cuma menimbulkan kecemasan, tetapi juga ditandai oleh sejumlah gejala fisik yang mirip dengan penyakit lain.

Itulah sebabnya pada beberapa kasus, seseorang yang mengalami panic attack membutuhkan bantuan medis dalam penanganannya. Lantas, kapan harus berobat ke dokter?

Baca juga: Menghadapi Panic Attack Saat Sendirian

Ciri-ciri panic attack

Ilustrasi sesak napas, penyebab sesak napas akibat panic attack.Shutterstock/New Africa Ilustrasi sesak napas, penyebab sesak napas akibat panic attack.

Sebelum mengetahui kapan harus periksa ke dokter ketika mengalami serangan panik, tak ada salahnya jika kita memahami dulu ciri-ciri panic attack.

Seperti dilansir Web MD, serangan panik melibatkan sejumlah gejala fisik dan juga mental. Beberapa orang mungkin ada yang khawatir, karena panic attack memicu gejala yang mirip serangan jantung.

Memang, sejumlah gejala fisiknya mirip, tetapi keduanya jelas berbeda karena panic attack cenderung dipicu oleh suatu peristiwa atau situasi tertentu, sedangkan serangan jantung tidak demikian.

Berikut ciri-ciri panic attack agar kita lebih mudah dalam membedakannya dengan penyakit lain:

  • Kecemasan tinggi yang tiba-tiba dengan atau tanpa sebab
  • Jantung terasa yang berdebar-debar
  • Merasa lemah, pingsan, atau pusing
  • Gemetar
  • Kesemutan atau mati rasa di tangan dan jari
  • Rasa teror, atau malapetaka atau kematian yang akan datang
  • Merasa berkeringat atau kedinginan
  • Mual
  • Nyeri dada atau ketidaknyamanan
  • Kesulitan bernapas, termasuk sensasi "tercekik" atau sesak
  • Perasaan tersedak
  • Merasa kehilangan kendali
  • Kehilangan kendali atau halusinasi
  • Takut menjadi gila atau kehilangan kendali
  • Takut meninggal

Baca juga: 7 Cara Mengatasi Panic Attack, Atur Pernapasan hingga Minyak Lavender 

Kapan panic attack harus diperiksa dokter?

Ilustrasi konsultasi kesehatan mental. Konsultasi gangguan kesehatan jiwa kepada psikolog klinis tidak berarti dianggap orang gila.SHUTTERSTOCK/ESB Professional Ilustrasi konsultasi kesehatan mental. Konsultasi gangguan kesehatan jiwa kepada psikolog klinis tidak berarti dianggap orang gila.

Serangan panik umumnya berlangsung singkat. Bahkan fasenya bisa hilang dengan sendirinya ketika seseorang merasa aman.

Namun, perasaan ketakutan berlebih itu kemungkinan bisa menimbulkan trauma pada suatu kondisi.

Apalagi jika serangan panik yang dialami terus berulang dalam waktu dekat. Maka penanganan medis adalah jalan satu-satunya untuk mengurangi gejala.

Menurut laman Mayoclinic, panic attack termasuk gangguan yang sulit untuk ditangani sendiri.

Sehingga diperlukan kombinasi pengobatan seperti terapi, konseling dan konsumsi obat-obatan yang sudah diresepkan.

Di samping itu, gejala serangan panik terkadang bisa menyerupai gangguan kesehatan yang lain, seperti serangan jantung atau asma.

Maka dari itu, gejala dan kondisi pasien penting untuk dievaluasi oleh praktisi medis agar ada kesalahan diagnosis.

Baca juga: Apakah GERD Bisa Memicu Panic Attack? Begini Penjelasan Ahli

 

Agung Wisnu Nugroho Mengenal jenis makanan untuk meredakan rasa cemas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com