Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/09/2022, 13:16 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Best Life

KOMPAS.com - Ular biasanya hidup di hutan, tanah lapang, atau tempat yang lembap. Tapi, tak menutup kemungkinan ular bersarang di rumah.

Ya, dalam beberapa kasus yang terjadi di Indonesia, ular ditemukan bersembunyi di bawah tempat tidur bahkan melilit di atap.

Baca juga: 15 Arti Mimpi Ular, Tidak Selalu Menakutkan tapi Patut Diwaspadai

Sebagian orang menduga ular masuk rumah untuk mencari tempat berlindung setelah habitatnya mulai tergusur oleh permukiman.

Meski anggapan tersebut tidak salah, faktanya ada beberapa faktor yang menjadi menyebabkan ular masuk rumah. Apa saja?

5 hal yang mengundang ular masuk rumah

Seperti dilansir Best Life Online, ternyata ada lima hal yang bisa mengundang ular masuk rumah. Supaya kamu lebih waspada, simak yang berikut ini.

Baca juga: 18 Jenis Ular Piton di Indonesia, Ada yang Bisa Memangsa Manusia

1. Ayunan

Beberapa penghuni rumah sengaja memasang ayunan yang terbuat dari ban bekas di halaman sebagai tempat bermain anaknya.

Akan tetapi ayunan ban dapat di halaman dapat menarik perhatian hewan melata tersebut masuk ke rumah.

Dalam hal ini ban yang dimanfaatkan sebagai ayunan dapat menampung air hujan. Hal ini dianggap ular sebagai sumber air untuk menghidrasinya.

Tidak hanya itu, seluncuran dan permainan lain yang terletak rendah dengan tanah berisiko menjadi tempat minum ular.

Supaya hal tersebut tidak terjadi, pastikan ban dilubangi terlebih dahulu sebelum dijadikan ayunan. Tujuannya, agar ban tidak menampung air hujan.

Baca juga: 9 Fakta Menarik Ular Piton, Tidak Berbisa tapi Mematikan

2. Tumpukan kayu

Halaman tidak jarang dimanfaatkan penghuni rumah untuk menempatkan benda-benda tidak terpakai, salah satunya kayu.

Ya, kayu biasanya ditumpuk hingga menggunung di halaman karena tidak ada ruang di rumah untuk menampungnya.

Walau terlihat praktis, faktanya tumpukan kayu di halaman dapat mengundang ular untuk datang ke rumah menurut Utah State University.

Hal tersebut patut diwaspadai lantaran ular memanfaatkan tumpukan kayu sebagai tempat menghangatkan tubuh.

Baca juga: Makan Ular Kobra, Apakah Bermanfaat untuk Kesehatan?

Di sisi lain keberadaan tumpukan kayu dijadikan tikus dan hewan pengerat lainnya untuk bersarang dan berkembang biak.

Nah, keberadaan hama itulah yang menarik perhatian ular karena hewan melata ini membutuhkan pasokan makanan.

Supaya tidak terjadi, herpetologis asal Living Reptile Museum, Mississipi, AS menyarankan supaya tumpukan kayu di halaman disingkirkan.

 

3. Kompos

Tidak sedikit penghuni rumah yang suka berkebun membuat pupuk kompos dari sisa makanan atau sampah dedaunan.

Sayangnya, kalau tidak berhati-hati, kompos yang cepat terurai dengan tanah sering kali mengundang tikus dan hewan pengerat lain untuk datang.

Berawal dari situ, tidak menutup kemungkinan ular menyusup ke halaman supaya mendapatkan mangsa.

Ular juga menganggap kompos sebagai tempat persembunyian dan menunggu mangsa untuk datang.

Supaya tidak terjadi, sebaiknya sisa makanan yang dibuang diratakan dengan tanah dan jangan biarkan di halaman dalam keadaan menumpuk.

Hindari juga membuang daging, susu, atau makanan apa pun yang aromanya mudah dideteksi oleh hama.

Baca juga: 8 Hal yang Tidak Boleh Dilakukan Jika Digigit Ular

Di sisi lain, Megan Cavanaugh dari Done Right Pest Solutions menyarankan penggunaan lap yang sudah dibasahi amonia.

Lap amonia dapat ditempatkan di sekitar rumah, pinggiran bangunan, atau titik-titik lainnya yang biasanya dilakui hama atau ular.

Cavanaugh mengatakan bahwa cara tersebut dapat dilakukan setiap beberapa minggu dan setelah hujan.

4. Selang

Faktor lainnya yang berisiko mengundang ular masuk ke rumah adalah selang.

Memang, selang punya fungsi untuk menyirami tanaman di halaman dan membuat depan rumah menjadi lebih adem.

Akan tetapi, selang yang dibiarkan menumpuk bisa dimanfaatkan ular sebagai tempat berlindung.

Ular juga dapat menggunakan selang supaya terhindar dari mangsa dan menghangatkan tubuh.

Baca juga: 10 Jenis Ular Berbisa yang Ada di Indonesia

Tidak berhenti sampai di situ, tumpukan selang bisa menampung air dan mengundang ular untuk datang.

Ketimbang membiarkan selang dalam keadaan melingkar-menumpuk, pasanglah dudukan di dinding untuk menggantung selang.

Cara lain yang dapat dicoba adalah menggulung selang dan menempatkannya jauh dari tanah.

Jika tidak, periksa keadaan selang apakah sudah bocor atau belum dan perhatikan keran supaya tidak menimbulkan genangan.

 

5. Tempat mandi burung

Tidak banyak rumah di Indonesia yang memiliki tempat mandi burung di halamannya.

Kalau pun ada yang mempunyainya, melihat burung membasahi tubuhnya di tempat tersebut tidak selamanya indah.

Pasalnya tempat pemandian burung berisiko mengundang ular masuk ke rumah.

Menurut Utah State University, burung punya kebiasaan makan yang berantakan dan menyebarkan benih ke tanah.

Nah, dari situ, hewan pengerat akan datang untuk memakan benih dan hal ini merupakan faktor pengundang ular.

Baca juga: Awas, 6 Tempat Ini Jadi Favorit Ular Bersembunyi di Kamar

Hewan melata tersebut tentunya "senang" dengan keberadaan hewan pengerat karena mereka bisa mendapatkan mangsa.

Di sisi lain tempat pemandian burung menjadi tempat bagi ular untuk mengatur suhu tubuh ketika cuaca panas.

Karena alasan itu, tempat pemandian burung sebaiknya dibuang airnya supaya tidak menggenang.

Kompas TV Ular sanca kembang sepanjang lima meter ditemukan di dalam rumah susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber Best Life


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com