Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2022, 10:35 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber The Spruce

KOMPAS.com - Kita sebaiknya tidak mengabaikan beberapa tanda yang mengindikasikan tikus telanjur bersarang di rumah.

Pasalnya tikus yang sudah masuk rumah berisiko merusak perabotan, mulai dari meja, kursi, dan lemari, termasuk kabel televisi, kulkas, dan microwave.

Di sisi lain keberadaan tikus di dalam hunian dapat menularkan penyakit, seperti hantavirus atau demam gigitan tikus.

Karena alasan itulah rumah yang kita huni perlu dijaga kenyamanan dan kebersihannya supaya bebas dari jangkauan tikus.

Baca juga: 9 Cara Mengusir Tikus, Bisa Pakai Minyak Peppermint hingga Kayu Manis

Tanda tikus bersarang di rumah

Meskipun tikus merupakan salah satu hama yang paling sering ditemui di rumah, hewan pengerat ini ternyata pintar mengelabuhi.

Dalam hal ini, tikus bisa bersembunyi di titik-titik yang sulit dideteksi supaya tidak disadari oleh penghuni rumah.

Lalu, apa saja tanda-tanda tikus bersarang di rumah? Berikut daftarnya.

1. Melihat kotoran

Kita dapat mendeteksi keberadaan tikus di dalam rumah dengan melihat kotoran yang ditinggalkan hewan pengerat ini.

Kotoran tikus dapat diketahui dari bentuknya yang kecil, sedikit memanjang, lembap, dan terlihat segar.

Baca juga: 5 Cara Mencegah Tikus Masuk Kamar Tidur, Bisa Dilakukan Sendiri

Ketika kotoran tikus mulai mengering, kotoran hewan pengerat ini berubah menjadi gelap, berwarna abu-abu, dan rapuh.

Biasanya, kotoran tikus dapat ditemukan di dekat makanan, laci lemari, bawah wastafel, area tersembunyi di rumah, bahkan di dinding.

 

Ilustrasi tikus di rumah.UNSPLASH/JOSHUA J. COTTEN Ilustrasi tikus di rumah.

2. Lubang atau bekas gigitan tikus

Ingatlah bahwa tikus merupakan hewan pengerat. Ciri khas dari hewan seperti ini dua gigi seri yang berada di depan rahang atas dan bawah.

Nah, dua gigi seri tersebut berfungsi untuk mengerat atau menggerogoti benda-benda tertentu, tak terkecuali makanan.

Apabila kita mendapati benda-benda tertentu berlubang atau terlihat digerogoti, ini menjadi tanda ulah si tikus.

Baca juga: 5 Cara Melindungi Makanan dari Tikus, Tidak Perlu Bahan Kimia

Dalam hal ini, kita dapat menemukan bekas gigitan tikus di perabotan rumah, dinding, bahkan kemasan makanan.

Biasanya, bekas gigitan tikus yang baru masih berwarna terang. Sedangkan, bekas gigitan tikus yang sudah lama berwarna gelap.

Selain dari warna, kita dapat mengetahui tikus yang menggerogoti berukuran besar atau kecil dengan melihat bekas gigitannya.

Apabila bekas gigitan yang ditimbulkan ukurannya besar, kemungkinan tikus yang menggerogoti ukurannya juga besar.

3. Tercium bau tidak sedap

Sebagai penghuni rumah, kita tentunya mudah mendeteksi apabila ada bau-bau tidak sedap yang berseliweran.

Nah, bau yang demikian biasanya juga mudah diketahui oleh hewan peliharaan, seperti anjing maupun kucing.

Kedua hewan peliharaan tersebut dapat bergerak secara aktif di titik-titik yang terdapat bau urin tikus.

Baca juga: 5 Cara Mengusir Tikus dari Dapur, Tidak Perlu Racun

Apabila kita melihat anjing maupun kucing yang dipelihara menunjukkan perilaku seperti itu, segera periksa tempat yang mereka datangi.

Ambilah senter dan periksa tempat yang didatangi anjing maupun kucing untuk memeriksa kehadiran tikus di rumah.

Kalau bau yang kita cium dari titik-titik yang dicurigai terdapat tikus berbau amonia, ini menunjukkan si pengerat masih aktif di dalam rumah.

Bau tersebut berbeda dengan aroma bangkai tikus yang menyengat ketika tercium oleh hidung.

 

Ilustrasi tikus menggigit kabel listrik. SHUTTERSTOCK/TOROOK Ilustrasi tikus menggigit kabel listrik.

4. Jejak tikus

"Tidak ada asap, jika tidak ada api". Begitu pula dengan tanda keberadaan tikus yang bersarang di rumah.

Tikus yang masuk rumah dapat meninggalkan jejak, seperti noda, jejak kaki, bekas urin, atau kotoran.

Jejak yang ditinggalkan tikus dapat dideteksi dengan mengarahkan senter secara miring ke titik-titik yang kita curigai dilalui tikus.

Baca juga: Waspadai, 4 Penyakit yang Disebabkan Gigitan Tikus

Apabila kita mendapati tanda-tanda seperti itu, segera taburi dengan bedak atau tepung secara tipis.

Cara tersebut memungkinkan kita untuk memastikan keberadaan tikus di hari berikutnya apabila hewan pengerat ini melewati jalur yang sudah ditepungi.

5. Menemukan sarang tikus

Tikus yang bersarang di dalam rumah dapat memanfaatkan kertas robek, kain, atau tanaman kering untuk membuat sarang.

Ketika kita menemukan tanda-tanda seperti itu ditambah kotoran, urin, jejak, dan bau, bisa dipastikan tikus masih aktif bergerak di rumah.

 

Ilustrasi tikus, ilustrasi perangkap tikus.SHUTTERSTOCK / Billion Photos Ilustrasi tikus, ilustrasi perangkap tikus.

6. Muncul suara di malam hari

Tidak hanya tokek atau nyamuk yang menimbulkan kebisingan di dalam rumah ketika hari sudah gelap.

Tikus yang termasuk hewan pengerat pun dapat melakukan hal yang sama ketika penghuni rumah sedang tertidur.

Dalam hal ini, tikus dapat menimbulkan suara mengganggu ketika berlarian di plafon, genting, lemari, atau di balik dinding.

Baca juga: 4 Tanaman Ini Bisa Mengusir Tikus, Mudah Ditanam di Rumah

Tidak hanya itu tikus dapat memunculkan suara "cit cit cit" yang mudah terdeteksi telinga manusia, termasuk hewan peliharaan.

Apabila kita mempunyai hewan peliharaan, perhatian perilaku si anabul dan tatapan matanya ketika suara-suara itu muncul.

Pasalnya hewan peliharaan dapat mendeteksi arah datangnya suara, baik dari dinding maupun plafon rumah.

Anneke Sherina Dapur menjadi salah satu lokasi sarang atau tempat tinggal tikus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Spruce


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com