Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Generasi Milenial dan Z Ternyata Lebih Mudah Cemas

Kompas.com - 05/09/2022, 13:43 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Statistik yang dipublikasikan Deloitte menunjukkan bahwa generasi Milenial dan Z punya tingkat kecemasan lebih tinggi.

Kedua generasi tersebut ternyata lebih mudah merasa cemas ketimbang generasi Baby Boomers dan X sejak pandemi Covid-19 tahun 2020.

Dalam hal ini Deloitte mencatat bahwa tingkat kecemasan pada wanita yang termasuk generasi Milenial sebesar 44,3 persen.

Sementara wanita yang terlahir sebagai generasi Z memiliki tingkat kecemasan sebesar 52,3 persen.

Tidak hanya itu, Deloitte juga mendapati pria yang termasuk generasi Milenial memiliki tingkat kecemasan sebesar 37,6 persen.

Sedangkan pria yang terlahir sebagai generasi Z tingkat kecemasannya sebesar 38,8 persen, beda tipis dengan pria pada generasi Milenial.

Baca juga: 3 Tips untuk Mengurangi Rasa Cemas

Penyebab generasi Milenial dan Z mudah cemas

Dalam publikasinya, Deloitte mengatakan bahwa generasi Milenial dan Z merupakan generasi yang lahir dan tumbuh bersama teknologi.

Sehingga, tidak mengherankan apabila kecemasan yang melanda dua generasi tersebut berasal dari media sosial.

Dalam hal ini, media sosial dianggap sebagai hasil dari transformasi teknologi digital tersebut.

Deloitte menyebut, faktor yang menjadi dalang dua generasi mudah cemas adalah tuntutan gaya hidup yang terkait dengan pekerjaan.

Di samping itu tingginya kecemasan pada generasi Milenial dan Z dipengaruhi oleh kebutuhan finansial yang sering dicitrakan di berbagai media sosial.

Ilustrasi kecemasan, merasa cemas. FREEPIK/JCOMP Ilustrasi kecemasan, merasa cemas.

Pentingnya menjaga kesehatan otak

Mengingat generasi Milenial dan Z rentan terhadap kecemasan, mereka disarankan untuk menjaga kesehatan otaknya.

Perlu diketahui dulu bahwa cemas merupakan emosi yang wajar terjadi ketika orang-orang dihadapkan pada masalah.

Nah, perasaan tersebut dapat dimulai ketika organ otak merespons peringatan potensi bahaya.

Meski cemas adalah reaksi normal tubuh, faktanya perasaan ini tidak baik apabila terjadi secara terus-menerus.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com