Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Pantaskah Orang Selingkuh Mendapat Maaf?

Kompas.com - 06/09/2022, 18:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Alifia Riski Monika dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Selingkuh berarti merusak komitmen yang sudah dibangun bersama pasangan. Mulai dari hilangnya kepercayaan hingga gejolak emosional yang dirasakan korban dan orang yang terlibat, tentu tak ada yang menginginkan pengalaman seperti itu.

Perselingkuhan dalam pernikahan bukan hanya menyakitkan, tetapi juga membawa dampak buruk bagi mental. Selingkuh buat kita dimanipulasi dan dibodohi oleh pasangan.

Ada beragam faktor yang menyebabkan orang selingkuh. Misalnya, kebutuhan yang tak tercukupi, latar belakang gender, dan adanya kesempatan.

Kasus perselingkuhan juga dibahas oleh dra. Astrid Regina Sapiie, Psikolog Klinis dan CEO Dear Astrid, yang mengulas dampak hingga penyebab perselingkuhan berdasarkan cuplikan kisah nyata. Penjelasannya ini bisa didengarkan lewat siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Selingkuh Boleh Dimaafkan, Asal..”

Penyebab orang selingkuh

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh dra. Astrid, seseorang bisa memenuhi kebutuhan orang lain sampai tujuh kali, sementara ada 40 yang tidak bisa dipenuhi.

Lantas, mengapa orang bisa selingkuh? Hal ini berhubungan dengan pernyataan di atas, yaitu selalu ada orang lain yang bisa memenuhi kebutuhan kita saat pasangan tidak bisa melakukannya.

Misalnya, saat suami punya istri yang sangat cerewet, ia juga memiliki sekretaris yang tenang dan pendiam. Artinya, sekretaris ini mudah menarik perhatiannya sebab bisa memenuhi kebutuhan akan ketenangan.

Baca juga: Hipnoterapi pada Gangguan Kecemasan, Ampuhkah?

Tak hanya itu, selingkuh juga bisa berasal dari ketidaksetaraan gender. Ketidaksetaraan memosisikan perempuan di bawah laki-laki sehingga mereka bisa memiliki lebih dari satu perempuan.

Bahkan, banyak laki-laki yang merasa bangga saat memiliki banyak perempuan.

Adanya kesempatan juga tak luput dari terciptanya peluang seseorang untuk selingkuh. Hal ini sering terjadi di lingkungan perkantoran karena intensitas pertemuan di kantor cukup tinggi. Itu sebabnya, tak jarang sering ditemukan friends with benefit (FWB) dengan teman sekantor.

“Orang selingkuh karena ada kesempatan. Banyak terjadi di perkantoran. Makan siang, kerja ketemu orang itu lagi itu lagi. Apalagi kalo ada kerjaan keluar kota,” ujar dra. Astrid.

Dampak yang dirasakan korban

Ada orang-orang tertentu yang tidak bisa berkomitmen bersama pasangan. Kepribadiannya selalu tertarik berpetualang dengan pasangan baru. Orang seperti inilah yang bisa dikaitkan dengan isu kesehatan mental.

Sebab, ia tidak bisa patuh terhadap norma, komitmen, dan nilai kejujuran.

Padahal, tindakannya ini bisa berdampak pada mental korban perselingkuhan. Akan tetapi, sering kali mereka tidak sadar bahkan bisa menyebabkan korbannya depresi dan trauma menjalin hubungan baru.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com