Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2022, 09:11 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip menjalani pernikahan selama 73 tahun sampai keduanya tutup usia.

Mereka menikah pada pada 20 November 1947 saat masing-masing berusia 21 tahun dan 25 tahun.

Pangeran Philip disebut sebagai kekuatan dan penyokong istrinya dalam menghadapi berbagai tantangan politik, diplomatik maupun urusan keluarga.

Kematian Ratu Elizabeth, yang berselang lebih dari setahun setelah wafatnya, Pangeran Philip, juga dianggap sebagai bentuk 'efek janda'.

Ini adalah fenomena, dibuktikan oleh riset, yang menyebutkan jika kehilangan pasangan meningkatkan risiko kematian seseorang sebagai bentuk besarnya manfaat pernikahan pada kehidupan kita.

Baca juga: Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip, Kisah Cinta Membentang 73 Tahun

Manfaat pernikahan, seperti Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip

Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip menikah saat masih muda sampai akhirnya menua bersama.

Nenek Pangeran William itu tutup usia pada usia 96 tahun lalu suaminya meninggal ketika berumur 99 tahun.

Pasangan bangsawan Inggris ini membuktikan jika pernikahan yang harmonis bisa berdampak pada harapan hidup dan kesehatan fisik seseorang.

Dikutip dari Psychology Today, riset membuktikan harapan hidup total pada pria dan wanita yang menikah di AS memang lebih baik, dibandingkan yang masih lajang.

Alasannya multifaktorial, tetapi kohabitasi secara konsisten disebut sebagai salah satu penyebab pernikahan memberikan manfaat positif pada kesehatan fisik dan mental.

Misalnya, hidup melajang dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, stroke, dan kondisi medis kronis lainnya.

Baca juga: Tradisi Ulang Tahun Romantis Ratu Elizabeth dan Pangeran Philip

Tinjauan sistematis dan meta-analisis tahun 2020 terhadap lebih dari tujuh juta orang mengungkapkan peningkatan risiko kematian akibat kanker hingga 9-12 persen di antara pria dan wanita lajang.

Lalu studi tahun 2021 di International Journal of General Medicine mengungkapkan perceraian, perpisahan, atau janda semua mengakibatkan peningkatan yang signifikan secara statistik dalam perkembangan diabetes mellitus.

Manfaat kemitraan jangka panjang dan pernikahan sendiri tidak sepenuhnya berdasarkan gender.

Penelitian yang muncul menunjukkan bahwa manfaat pernikahan untuk kesehatan tak hanya berlaku pada hubungan heteroseksual namun juga sesama jenis.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com