KOMPAS.com - Seseorang dengan gangguan obsesif kompulsif atau obsessive compulsive disorder (OCD) kerap digambarkan memiliki karakter perfeksionis dalam segala aspek.
Padahal, OCD tidak ada kaitannya dengan kebiasaan membersihkan individu, juga bukan berarti individu tersebut tidak fleksibel ketika menghadapi sesuatu.
OCD lebih terkait dengan kemampuan seseorang untuk menangani pikiran yang kurang menyenangkan, menurut Irina Gorelik, psikolog anak di Williamsburg Therapy Group.
"Jika kita memiliki pemikiran yang mengganggu, kita berpotensi untuk mengatasi itu," kata dia.
Baca juga: Pikiran dan Tindakan yang Menandakan Gejala OCD, Kamu Salah Satunya?
"Tetapi bagi seseorang dengan OCD, itu (pemikiran yang mengganggu) menyebabkan respons yang sangat buruk sehingga mereka ingin melakukan sesuatu untuk membuat pikiran negatif itu hilang."
OCD terbagi menjadi dua gangguan berbeda
Gorelik mengatakan, OCD terbagi menjadi dua, yaitu:
1. Obsesi: pikiran, desakan, atau bayangan mengganggu yang menyebabkan penderitaan
2. Kompulsi: perilaku untuk mengurangi tingkat penderitaan yang disebabkan oleh obsesi
Lebih lanjut, OCD juga dapat terjadi pada anak-anak. Namun hal ini biasanya mudah didiagnosis.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.