Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/09/2022, 14:08 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

Tanda anak menderita OCD

Inilah dua tanda anak kemungkinan menderita OCD, seperti dijelaskan Gorelik.

1. Memerlukan kepastian tentang keselamatan mereka dan orangtua

Anak mungkin berulang kali bertanya kepada orangtua apakah mereka baik-baik saja atau tidak, meskipun mereka tidak menghadapi bahaya.

Hal serupa juga berlaku untuk orang yang mereka cintai, yaitu orangtua.

"Saya mempunyai pasien yang khawatir sesuatu yang buruk akan terjadi pada keluarga mereka, jadi perilakunya adalah memastikan pada keluarga mereka berulang kali," tututr Gorelik.

Baca juga: Para Selebritas Dunia Ini Ternyata Mengidap Gangguan Mental OCD

"Mereka mungkin mengatakan 'saya mencintaimu' tetapi bukan dengan cara yang normal, melainkan melalui cara mereka."

Orangtua perlu mewaspadai gejala-gejala ini:

  • Takut kuman dan cuci tangan berlebihan.
  • Khawatir terkena sakit secara terus-menerus.
  • Keterikatan yang berlebihan. Anak tidak ingin jauh dari orangtua karena mereka membayangkan sesuatu bisa terjadi pada kita atau mereka jika berpisah.

2. Mencari keyakinan bahwa mereka tidak menyakiti orang lain

Selain mengkhawatirkan diri sendiri atau keluarga, anak dengan OCD kemungkinan juga takut jika mereka sudah menyakiti orang lain.

Beberapa gejala spesifik termasuk:

  • Mengutarakan pikiran buruk, seperti kata-kata kasar atau cerita tentang menyakiti seseorang.
  • Bertanya "apakah kamu masih mencintai saya?" berkali-kali.

Perhatikan cara menghibur anak yang mengalami OCD

Sebagai orangtua, perhatikan cara kita ketika menghibur anak dengan OCD.

Terkadang kita menganggap segala sesuatunya baik-baik saja dan berusaha meyakinkan anak dengan kalimat seperti "kamu tidak terluka. Tidak ada yang menyakitimu".

Baca juga: Mari Mengenal Beda OCD dan Perfeksionis...

Namun, menurut Gorelik, kalimat seperti ini justru memberikan kecemasan pada anak.

Jauh lebih baik jika kita mengatakan kepada anak, kekhawatiran yang mereka rasakan itu wajar. Bantu anak untuk belajar menghadapi dan menoleransi kekhawatiran itu.

Memiliki pemikiran orangtua kemungkinan dalam bahaya dapat menimbulkan kecemasan, tetapi bukan berarti anak harus menghubungi orangtua setiap saat. Biarkan perasaan itu berlalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com