KOMPAS.com - Bullying adalah bentuk kekerasan atau intimidasi yang dilakukan secara sengaja kepada individu tertentu.
Anak-anak dan remaja termasuk usia yang paling rentan terhadap kasus bullying di lingkungan mereka.
Di usia tersebut, praktik perundungan biasanya melibatkan tiga hal, seperti perilaku agresif, ketidakseimbangan kekuatan, dan terjadi pengulangan.
Baca juga: 7 Ciri-ciri Anak Menjadi Korban Bullying, Orangtua Wajib Tahu
Ada beberapa jenis perundungan yang sering dialami anak dan remaja. Jenis bullying itu meliputi fisik, verbal, relasional, cyber dan prejudicial bullying.
Sebagai orangtua, maka sudah menjadi keharusan untuk memahami definisi dari jenis-jenis bullying yang rentan dialami anak demi kesehatan mentalnya.
Hal tersebut bertujuan agar orangtua lebih memahami kondisi anak jika menjadi korban bully dan bisa menanganinya dengan segera.
Melansir Healthline, berikut beberapa jenis perundungan yang kerap menerpa anak dan usia remaja.
Bullying fisik adalah jenis perundungan yang paling mudah dikenali karena pelakunya menggunakan tindakan fisik ketika merundung seseorang.
Seperti tindakan mendorong, menyandung kaki dengan sengaja, meludahi hingga memukul.
Beberapa reaksinya tidak cuma tanda yang muncul akibat kekerasan fisik. Namun, juga berdampak pada kondisi mentalnya.
Ada sejumlah tanda-tanda anak atau remaja yang mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan dari teman sebaya, salah satunya mereka jadi malas pergi ke sekolah.
Kemudian jika terdapat luka memar atau luka lainnya yang sulit dijelaskan kemungkinan menjadi pertanda lain anak menjadi korban bullying.
Baca juga: Ketahui Tanda Anak Jadi Korban Bullying dan Cara Mengatasinya
Perundungan verbal cenderung sulit dikenali karena biasanya hal itu terjadi ketika orang dewasa tidak ada di tempat kejadian.
Pelaku bully biasanya akan melakukan penindasan seperti mengolok-olok, menggoda, memanggil nama dengan sebutan yang tidak pantas, menghina serta mengintimidasi korbannya.
Bullying relasional adalah bentuk tidak langsung dari penindasan. Hal ini sering terjadi di belakang orang yang menjadi korban bully.
Tujuannya adalah tak lain untuk merendahkan si korban di hadapan anak-anak lainnya. Ibaratnya seperti menyebar gossip, atau membicarakan kekurangannya hingga merusak reputasi seseorang.
Baca juga: Jadi Korban Bully, Hailey Bieber Pernah sampai Minta Bantuan Terapis
Ilustrasi cyberbullying.
Ini adalah bentuk bullying baru yang berkembang seiring kemajuan teknologi digital.
Cyber bullying memiliki sifat yang berbeda dari bullying tradisional. Ini juga termasuk bentuk intimidasi yang cukup parah.
Pasalnya, pelaku bisa saja bersembunyi di balik akun anonim yang sulit ditemukan.
Akibat hal itu, biasanya perundungan juga berlangsung lama dan membuat korban bullying merasa tidak aman.
Biasanya perundungan jenis ini terjadi berdasarkan ras, agama, etnis atau orientasi seksual tertentu.
Selain dampaknya bisa merugikan secara langsung, jenis bullying satu ini juga cukup berbahaya karena bisa mengundang kejahatan rasial.
Baca juga: 6 Cara Mencegah Anak Jadi Korban Bullying
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.