Beberapa kondisi jantung, paru-paru, dan tiroid dapat berkontribusi pada terjadinya gejala yang mirip dengan gangguan kecemasan.
Gangguan pada bagian-bagian tubuh tersebut juga bisa memperburuk gejala kecemasan.
Di samping beberapa penyebab yang sudah disebutkan, gangguan kecemasan dapat terjadi ketika faktor risiko di bawah ini berada di baliknya. Apa saja?
Memiliki gangguan kesehatan mental, seperti depresi, dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan.
Pelecehan atau pengabaian emosional, fisik, dan seksual selama kanak-kanak berkaitan dengan gangguan kecemasan di kemudian hari.
Menjalani hidup dengan peristiwa traumatis bisa meningkatkan risiko gangguan stres pascatrauma (PTSD).
Hal tersebut dapat berkontribusi pada terjadinya serangan panik.
Selain trauma, hidup yang penuh tekanan atau buruk dapat berkontribusi pada terjadinya gangguan kecemasan.
Pengalaman hidup yang dimaksud, seperti kehilangan orangtua ketika masih kanak-kanak.
Kekhawatiran terus-menerus tentang kesehatan diri sendiri atau orang lain bisa menyebabkan kewalahan dan cemas.
Gangguan kecemasan dapat melanda apabila orang-orang menyalahgunakan alkohol atau obat-obatan terlarang.
Sebagian orang kemungkinan menggunakan alkohol atau obat-obatan terlarang untuk meredakan bahkan menyembunyikan kecemasan.
Rasa malu dan menarik diri dari orang dan tempat asing selama masa kanak-kanak dikaitkan dengan kecemasan sosial ketika remaja dan dewasa.
Persepsi negatif tentang diri dapat menyebabkan gangguan kecemasan sosial.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.