Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Medio by KG Media
Siniar KG Media

Saat ini, aktivitas mendengarkan siniar (podcast) menjadi aktivitas ke-4 terfavorit dengan dominasi pendengar usia 18-35 tahun. Topik spesifik serta kontrol waktu dan tempat di tangan pendengar, memungkinkan pendengar untuk melakukan beberapa aktivitas sekaligus, menjadi nilai tambah dibanding medium lain.

Medio yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut.

Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Cara Berdamai dengan Masa Lalu

Kompas.com - 14/09/2022, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata

KOMPAS.com - Sebagian besar orang menyebut bahwa masa lalu adalah bagian dari tiap manusia. Baik itu masa lalu yang kelam dan bahagia.

Masa lalu akan senantiasa tumbuh dan kita tidak bisa melupakannya begitu saja. Sayangnya, sebagian orang mungkin masih kesulitan untuk berdamai dengan masa lalu.

Kesulitan untuk menerima itulah yang akan menyebabkan seseorang merasa cemas, sulit untuk fokus ke masa depan, hingga berujung depresi.

Pada episode spesial drama audio siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Kisah Anya & Adji: Aku, Kamu, dan “Dia” diceritakan bagaimana Laura masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu hingga dirinya merasakan depresi berat.

Agar tak berlarut-larut, dilansir dari Psychology Today, berikut cara agar kita dapat berdamai dengan masa lalu.

Jangan Biarkan Diri

Meskipun kita tidak bisa mengubah masa lalu, tapi mengapa kita terus memikirkan hal itu?

Mengingat kembali kenangan sedih akan membuat kita merasa seperti hamster di dalam roda. Seberapa keras berusaha, kita tidak akan bergerak maju.

Justru, kita akan terjebak pada satu titik hingga akhirnya lupa akan masa depan.

Memori sedih dan kejadian kelam memang tidak akan hilang dari ingatan, namun kita dapat menjadikannya sebuah pembelajaran.

Baca juga: Dampak Psikologis Memaki Anak

Mengakui dan belajar dari kesalahan akan membuat kita dapat memaafkan diri sendiri dan menerima masa lalu.

Berhenti Merenung

Jangan membiasakan diri untuk merenungkan hal-hal yang tidak perlu.

Itu akan membuat pikiran kita tanpa sadar kembali pada kejadian yang sudah terjadi, lalu berujung menyalahkan diri sendiri. Beberapa hal di bawah ini mungkin bisa membantu kamu untuk berhenti merenung.

1. Berhentilah mencoba menjadi pahlawan dalam ceritamu

Setiap orang pernah terluka. Setiap orang pernah merasa kecewa. Namun, ada yang memilih untuk tidak menyuarakan lukanya.

Itu sebabnya, menerima apa yang sudah terjadi lebih baik daripada menyalahkan masa lalu. Pasalnya, membuat skenario seolah-olah membuat diri kita menjadi pahlawan tidak akan membuat hidup tenang.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com