Oleh: Zen Wisa Sartre dan Fandhi Gautama
KOMPAS.com - Melalui sudut pandang psikologi, demotivasi merupakan kondisi tidak adanya antusiasme dalam hidup atau konstruksi pikiran yang tidaklah mampu menyelesaikan tugas atau pekerjaan.
Tentu, kondisi tersebut kerap dialami semua orang. Penyebabnya pun bisa bermacam-macam, seperti tidak terpenuhinya asupan makanan atau kurangnya tidur juga dapat menjadi alasan.
Demotivasi juga kerap disangkutpautkan dengan kemalasan. Akan tetapi, hal ini tidak membuahkan hasil positif atau solusi dan cenderung memberikan makna yang negatif sehingga akar permasalahan tidak dapat diselesaikan.
Devan Yulio, Stand Up Comedian dan Konten Kreator di Instagram @semakindidevan, memaparkan pendapatnya yang melihat demotivasi bukan sebagai sesuatu yang buruk dalam siniar BEGINU episode “Bentuk Demotivasi untuk Motivasi”.
Menurutnya, demotivasi justru membuka sudut pandang lain bagi seseorang yang dapat dimanfaatkan agar dirinya menjadi lebih baik. Karena demotivasi atau keadaan di kala kita merasa terpuruk, kita dipaksa jujur dan melihat realitas dengan apa adanya.
Lantas, bagaimana caranya mengatasi demotivasi?
Dilansir dari verywellmind, kita bisa merangkai pikiran dan perasaan dengan bersikap penuh semangat.
Misalnya saja, dibandingkan kita berbaring di tempat tidur atau duduk-duduk saja sembari memikirkan tugas atau pekerjaan yang membuat pikiran terbebani, kita bisa mencoba menyelesaikannya.
Baca juga: Pantaskah Orang Selingkuh Mendapat Maaf?
Bukan tidak mungkin, pikiran kita menjadi fokus dan perasaan demotivasi hilang dengan sendirinya.
Di kala demotivasi melanda, kemungkinan besar kita kerap memiliki pemikiran-pemikiran negatif atau menemukan alasan yang menyebabkan kita menunda-nunda pekerjaan, seperti merasa tugas terlalu berat atau selalu saja mencari waktu yang tepat untuk menyelesaikannya.
Untuk menanganinya, cobalah lawan alasan-alasan tersebut dengan berpikir positif. Kita bisa menilik kembali alasan mengapa kita harus mengerjakannya atau membayangkan kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan setelah pekerjaan selesai.
Salah satu alasan munculnya demotivasi adalah kurangnya kita merawat atau menyayangi diri. Padahal, tubuh dan mental kita juga membutuhkan istirahat.
Dengan kita memaksakan diri dengan bekerja sampai larut malam, pola makan yang tidak teratur, dan kurangnya waktu rehat hanya akan membuat tubuh dan pikiran semakin tidak sehat. Indikator ketidaksehatan itu adalah hilangnya motivasi menjalani hari.
Itu sebabnya, kita harus meluangkan waktu untuk merawat dan menyayangi diri, seperti berolahraga, tidur yang cukup, memenuhi kebutuhan gizi, dan melakukan hal-hal yang menyenangkan.