Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kondom, Fungsi, Efek Samping, dan Cara Pakai yang Benar

Kompas.com - 15/09/2022, 10:32 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

2. Kondom lubricated

Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan pelumas atau pelapis cairan.

Kondom-kondom modern yang tersedia di pasaran juga biasanya sudah satu paket dengan pelumas ini.

Pelumas yang terdapat pada kondom dapat membantu mencegah rasa sakit dan iritas saat berhubungan seks, serta mencegahnya bocor halus akibat gesekan saat penetrasi.

Jika seseorang memiliki reaksi alergi tertentu pada kandungan pelumas, maka kondom tanpa pelumas bisa menjadi alternatifnya.

3. Kondom berlapis spermisida

Lapisan kondom spermisida merupakan bahan kimia yang mengandung nonoxynol-9 yang dapat membuat sperma menjadi tidak aktif.

Beberapa jenis kondom dijual dengan lapisan spermisida.

Risiko mencegah kehamilan pun akan lebih tinggi.

Meski demikian, kandungan nonoxynol-9 bagi beberapa orang dapat mengiritasi alat kelamin yang memungkinkan seseorang tertular HIV.

4. Kondom bertekstur hingga beraneka rasa

Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan fitur tambahan tertentu seperti tekstur bergerigi, bulat-bulat kecil, aneka rasa atau aroma dan lain sebagainya.

Tujuan dari tekstur atau fitur tambahan tersebut adalah menambah kesenangan saat bercinta dengan pasangan.

Variasi lainnya juga mungkin terdapat efek glow in the dark.

Namun, penggunaannya harus hati-hati karena kandungan bahan kimia yang ''aneh-aneh'' bisa memicu reaksi alergi bahkan iritasi.

Baca juga: Pemuda di India Kecanduan Air Rebusan Kondom, Bagaimana Bisa? 

Efek samping penggunaan kondom

Manfaat kondom memang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual.

Namun, kondom juga memiliki efek samping yang tak cuma pria, tetapi juga pasangannya.

Seperti dikutip The Health Site, simak efek samping penggunaan kondom berikut ini.

1. Alergi lateks

Pada dasarnya lateks terbuat dari getah pohon karet yang diformulasikan aman bagi manusia.

Tapi, American Academy of Allergy, Asthma & Immunology menemukan, beberapa orang mengalami respons berbeda terhadap lateks.

Gejala yang mungkin dialami mulai dari bersin, pilek, gatal-gatal, kemerahan hingga pusing atau bagian kulit yang terkena lateks menimbulkan reaksi bengkak.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com