Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan pelumas atau pelapis cairan.
Kondom-kondom modern yang tersedia di pasaran juga biasanya sudah satu paket dengan pelumas ini.
Pelumas yang terdapat pada kondom dapat membantu mencegah rasa sakit dan iritas saat berhubungan seks, serta mencegahnya bocor halus akibat gesekan saat penetrasi.
Jika seseorang memiliki reaksi alergi tertentu pada kandungan pelumas, maka kondom tanpa pelumas bisa menjadi alternatifnya.
Lapisan kondom spermisida merupakan bahan kimia yang mengandung nonoxynol-9 yang dapat membuat sperma menjadi tidak aktif.
Beberapa jenis kondom dijual dengan lapisan spermisida.
Risiko mencegah kehamilan pun akan lebih tinggi.
Meski demikian, kandungan nonoxynol-9 bagi beberapa orang dapat mengiritasi alat kelamin yang memungkinkan seseorang tertular HIV.
Jenis kondom satu ini biasanya dilengkapi dengan fitur tambahan tertentu seperti tekstur bergerigi, bulat-bulat kecil, aneka rasa atau aroma dan lain sebagainya.
Tujuan dari tekstur atau fitur tambahan tersebut adalah menambah kesenangan saat bercinta dengan pasangan.
Variasi lainnya juga mungkin terdapat efek glow in the dark.
Namun, penggunaannya harus hati-hati karena kandungan bahan kimia yang ''aneh-aneh'' bisa memicu reaksi alergi bahkan iritasi.
Baca juga: Pemuda di India Kecanduan Air Rebusan Kondom, Bagaimana Bisa?
Manfaat kondom memang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual.
Namun, kondom juga memiliki efek samping yang tak cuma pria, tetapi juga pasangannya.
Seperti dikutip The Health Site, simak efek samping penggunaan kondom berikut ini.
Pada dasarnya lateks terbuat dari getah pohon karet yang diformulasikan aman bagi manusia.
Tapi, American Academy of Allergy, Asthma & Immunology menemukan, beberapa orang mengalami respons berbeda terhadap lateks.
Gejala yang mungkin dialami mulai dari bersin, pilek, gatal-gatal, kemerahan hingga pusing atau bagian kulit yang terkena lateks menimbulkan reaksi bengkak.