Pasangan-pasangan tertentu menjalani hubungan lurus-lurus saja. Mereka tidak terpikir seperti apa chemistry dan pengaruhnya pada hubungan.
Padahal, chemistry bisa menentukan "aturan main" supaya pasangan sama-sama merasa nyaman tanpa perlu dikode.
Berikut tipe chemistry yang bisa memengaruhi langgeng atau tidaknya suatu hubungan:
Bronstein membeberkan tiga tipe chemistry. Salah satunya adalah daya tarik fisik.
Menurut Bronstein, ada dua daya tarik dalam chemistry ini, yakni ketertarikan fisik dan seksual.
Ia mengatakan, ketertarikan fisik dan seksual sering dipikirkan orang ketika membicarakan tentang chemistry.
Dari dua hal tersebut, ketertarikan seksual dikatakan Bronstein dipengaruhi oleh feromon.
Tipe chemistry ini bermuara pada komunikasi. Ketika kedua pasangan memilikinya, maka mereka merasa seperti teman.
Percakapan yang dibangun pasangan ini juga dapat merangsang dan membuat bersemangat.
Ketika dua orang memahami keinginan dan kebutuhan satu sama lain, mereka membentuk hubungan emosional yang kuat.
Bronstein menggambarkan chemistry ini sebagai aliran energi dan bisa memahami satu sama lain,
Tanda lain dari hubungan emosional adalah komunikasi yang baik. Hal ini bisa terjadi ketika pasangan memiliki empati dan keterbukaan.
Dari semua tipe chemistry yang sudah disebutkan, banyak ahli menilai chemistry emosional sebagai bagian yang penting dalam hubungan yang awet.
Ada perbedaan yang jelas antara chemistry dengan dan kompatibilitas (keseuaian), tetapi keduanya penting untuk hubungan yang sehat.
Sayangnya, chemistry dan hubungan tidak selalu berjalan beriringan. Karena, beberapa orang bisa saja memiliki chemistry yang hebat, tetapi kompatibilitasnya kurang baik.