KOMPAS.com - Kehebohan soal sepeda lipat Brompton di masa awal pandemi Covid-19 melanda Indonesia, tentu masih lekat di ingatan kita.
Banyak orang -kala itu- berbondong-bondong memburu sepeda lipat buatan Inggris ini hingga produknya lenyap di pasaran, atau kalau pun ada harganya melambung berkali-kali lipat.
Kini, masa-masa itu sudah berlalu. Namun kehadiran varian baru Brompton P-Line di pasar Indonesia, tetap mengundang perhatian -terutama di kalangan penikmat sepeda.
Seri P-Line ini mengingatkan kita pada seri Brompton superlight yang sudah ada sebelumnya -tepatnya sejak 2005.
P-Line diperkenalkan pada akhir tahun 2021, dan saat ini sudah dapat diperoleh di pasar Indonesia, terlebih dengan kehadiran perwakilan resmi, Brompton Bicycle Indonesia di Tanah Air.
Keunggulan dari sepeda ini adalah kombinasi percepatan eksternal 4 speed, dan bobotnya yang lebih ringan dibanding varian klasik Brompton.
Baca juga: Three Peaks Challenge, Lomba Balap Sepeda Brompton Digelar di Jakarta
"Eh iya, enteng banget ya," begitu komentar spontan Andin (35) sambil mengangkat sepeda P-Line dengan memegang sadel hingga roda belakangnya terangkat.
Andin adalah pengguna seri klasik M6L, sehingga dapat dengan mudah mengenali perbedaan P-Line dengan Brompton miliknya.
Tak cuma Andin, Anastasia (48) yang juga sudah terbiasa memakai Brompton klasik S6L memiliki pendapat serupa.
Berdasarkan data spesifikasi resmi yang dirilis Brompton, sepeda buatan tangan asal Inggris ini bobotnya adalah 9,65 kilogram.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.