Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Review Sepeda Brompton P-Line Rp 50 Juta, Keunggulan dan Kekurangannya

Kompas.com - 16/09/2022, 12:58 WIB
Glori K. Wadrianto

Penulis

Kekurangan Brompton P-Line

Sebagian penilaian dalam ulasan ini tentu bisa sangat bersifat relatif. Namun, berdasarkan pengalaman selama beberapa minggu memakai Brompton P-Line, ada sejumlah hal yang mungkin perlu diperhatikan.

Baca juga: Suara Lantang CEO Brompton kepada Pemerintah Inggris

  • Kombinasi gir

P-Line memang menyasar para komuter yang mengombinasikan kebiasaan bersepeda dengan transportasi umum lainnya.

Sehingga, secara performa sepeda ini tak dirancang untuk mencapai kecepatan tertentu, ataupun kemampuan menanjak yang istimewa.

Kombinasi ukuran chainring 50T dengan sproket 11, 13, 15 dan 18 gigi di bagian belakang, bukanlah perpaduan yang buruk.

Rasio 160 persen ini sama dengan cakupan pada Brompton klasik 3 speed. Kombinasi ini cukup nyaman digunakan untuk menembus kemacetan Jakarta -misalnya.

Namun kekurangan terasa ketika kita hendak memacu sepeda ini lebih kencang. Pada posisi 50-11 dan kecepatan penuh, kita akan merasa sepeda ini kehilangan tenaga.

Sensasi ini berbeda dengan apa yang terjadi pada varian klasik 6-speed wide-ratio.

Konversi tenaga terhadap percepatan di varian 6 speed masih mencengkram dengan baik, sehingga Brompton bisa melaju lebih kencang.

Hal ini pun akan terjadi saat P-Line menghadapi tanjakan yang lebih tinggi. Posisi 50-18 masih membutuhkan banyak beban di kaki untuk dapat melaju melibas tanjakan.

Konon, P-Line menyediakan varian dengan chainring 54T. Tentu pilihan ini akan menambah top-speed, dan menjawab keluhan di atas. Tetapi juga akan mengurangi kemampuan sepeda untuk menanjak.

Lagi-lagi, ini adalah pengalaman personal, yang sangat bergantung pada kebiasaan dan gaya berkendara masing-masing orang.

  • Rear derailleur 

Selain itu, pada kombinasi gir 50-11, posisi rear derailleur akan memanjang ke bawah mendekati permukaan tanah.

Baca juga: Jangan Salah Pilih, Kenali Dulu Berbagai Versi Sepeda Brompton

Kondisi ini memang biasa terjadi pada RD sepeda lipat yang menggunakan ban lebih kecil.

Risikonya adalah bagian transmisi roda tersebut bisa saja tersangkut saat melewati permukaan jalan yang rusak, atau pun menikung ekstrem.

Kondisi RD semacam ini tak terjadi para varian Brompton 6/2 speed yang hanya memiliki dua percepatan eksternal.

Tapi lagi-lagi, sepeda ini tentu dirancang untuk jalur perkotaan, dan bukan jalur off road yang berbatu dan berlubang kan?

  • "Low profile"

Entah, apakah seharusnya penilaian ini dimasukkan di bagian keunggulan atau memang menjadi kekurangan.

Asumsinya, mereka yang memiliki sepeda dengan harga Rp 50 juta ingin terlihat berbeda dengan sepeda sejenis dari varian yang lebih murah.

Jika hal itu yang diharapkan, maka P-Line tak bisa memenuhinya.

Sebab, sekilas penampakan sepeda yang sejauh ini hanya disediakan dalam dua warna, hitam dan abu-abu, terlihat serupa dengan Brompton pada umumnya.

Bahkan fork dan triangle titanium yang pada edisi superlight terdahulu bisa dengan mudah dikenali berkat warna abu-abu yang khas, kini tak demikian dengan P-Line.

Bagian tersebut dicat dengan warna hitam, nyaris tak beda dengan triangle dan fork besi pada Brompton klasik.

Baca juga: Mau Beli Brompton? Jangan Mau Bayar Kemahalan, Ini Harga Wajarnya

Hanya bentuk lingkaran di pangkal fork yang membedakan "identitas" titanium pada sepeda itu.

Tak berlebihan jika P-Line bisa disebut sebagai sepeda yang "low profile". 

  • Harga

Sepeda Brompton P-Line dibanderol dengan harga sekitar Rp 50 juta. Ada pilihan handlebar model low, medium, dan high, dengan opsi rak belakang plus fender, atau hanya fender saja.

Dengan sensasi berkendara dan sederet kelebihan yang ada, dan lalu dibandingkan dengan Brompton -tipe C- misalnya, selisih harga mencapai Rp 20 juta di antara keduanya tentu pantas diperhatikan.

Jika pun kita tetap ingin menggunakan varian titanium dari Brompton, versi klasik yang dijual di pasaran sekarang pun bisa didapat dengan harga Rp 10-15 juga lebih rendah.

Mungkin, untuk para kolektor, atau pun pengguna Brompton awal yang memiliki dana untuk sepeda premium dengan built quality istimewa, P-Line tentu menjadi pilihan yang tepat.

Tetapi, bagi mereka yang sudah terbiasa memakai Brompton klasik, sepertinya diperlukan alasan lebih besar untuk menjatuhkan pilihan pada P-Line.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com