Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/09/2022, 15:40 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Namun, tidak setiap spesies Aquilaria sama. Artinya, tidak setiap pohon Aquilaria akan menghasilkan aroma yang wangi.

Proses terbentuknya aroma gaharu bergantung pada tingkat stres biotik dan fisik yang diinduksi oleh pohon.

Umumnya, pohon Aquilaria yang sehat akan berwarna pucat dan tidak berbau. Tetapi kondisi itu akan berubah jika pohon diserang oleh jenis jamur yang disebut Phialophora parasitica.

Saat terserang jamur, pohon Aquilaria mengaktifkan sistem pertahanan untuk menangkal jamur. Caranya, yaitu memproduksi resin yang diinduksi stres.

Resin tersebut berwarna gelap, lembap, dan mengeluarkan aroma yang khas. Setelah diproduksi, resin ini akan meresap ke dalam inti kayu yang terinfeksi untuk menghentikan penyebaran infeksi.

Meresapnya resin itu lantas mengubah warna inti kayu menjadi lebih gelap. Jenis kayu inilah yang disebut gaharu.

  • Proses memanen gaharu sulit

Masyarakat Jepang, Vietnam, hingga China dan Amerika Selatan sudah menggunakan wewangian berbahan dasar gaharu selama berabad-abad.

Namun, memanen gaharu bukanlah proses yang mudah. Memanen gaharu membutuhkan keterampilan dan pengalaman, dan memakan waktu lama.

Baca juga: Gaharu, Wewangian Para Raja, dan Jalur Perdagangan Samudera Pasai

Bagian kayu aromatik yang berwarna gelap perlu dipisahkan dari bagian kayu yang tidak terinfeksi dengan cara mencukil bagian tersebut menggunakan tangan.

Serpihan kayu hasil resapan resin akan dijual di pasar dan biasanya digunakan sebagai dupa.

Mengekstrak minyak dari kayu gaharu adalah proses yang berbeda, dan ekstrak minyak ini kemudian digunakan oleh produsen wewangian.

Karena bernilai tinggi dan sulit diperoleh, baik serpihan kayu maupun minyak gaharu sering dipalsukan oleh banyak oknum.

Beberapa spesies pohon penghasil kayu gaharu terancam punah akibat penggundulan hutan dan pemanenan berlebihan.

Gaharu alami sulit ditemukan. Ditambah dengan produksi dan perdagangan kayu gaharu yang tidak berkelanjutan, membuat kayu tersebut menjadi kian langka.

Dilaporkan, semua varietas pohon Aquilaria saat ini terancam punah karena populasi pohon menurun tajam hingga 80 persen selama 150 tahun terakhir.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com