Menurut pakar, membalas dendam dengan perlakuan yang sama, itu artinya sama saja merusak hubungan pernikahan.
Hal itu tidak akan memperbaiki apapun, justru yang ada masalah dalam hubungan menjadi semakin rumit dan sulit menemukan titik terangnya.
Esensi dari perselingkuhan sebenarnya adalah sebuah pengkhianatan, dilakukan secara tersembunyi dan perasaan cinta diberikan untuk orang lain, bukan pada pasangan.
Sehingga dapat diartikan seperti apapun bentuknya, itu sama saja seperti mempertaruhkan pernikahan dan berkompromi dengan perselingkuhan.
Selama hakim di persidangan belum ketuk palu tentang hubungan pernikahan, perselingkuhan yang didasari dengan anggapan bahwa "pernikahan sudah berakhir" adalah bukan keputusan yang tepat.
Menurut pakar psikologi, hal tersebut tidak dapat dibenarkan sebagai perselingkuhan yang wajar.
Sebab dalam sebuah pernikahan, ada yang namanya janji sehidup semati dalam situasi apapun. Sehingga tidak ada alasan yang membenarkan ketika berpaling ke lain hati.
Lebih baik, mulailah hubungan yang baru ketika hubungan pernikahan benar-benar berakhir.
Baca juga: Bedakan, Kedekatan Platonis dengan Selingkuh Emosional
Mungkin banyak orang bertanya, apakah selingkuh dapat dikategorikan sebagai gangguan mental?
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.