KOMPAS.com - IQ atau intellectual quotient adalah taraf kecerdasan yang menjadi ukuran kemampuan seseorang dalam penelaran hingga memecahkan masalah.
Hal tersebut dapat dibuktikan melalui sejumlah tes yang disebut tes IQ untuk menilai seberapa baik orang tersebut dalam menyelesaikan beberapa pertanyaan.
Setelah itu hasil tesnya akan menentukan skor yang diraih. Inilah yang disebut dengan skor IQ.
Baca juga: Mungkinkah Ada Manusia Super Jenius dengan Skor IQ di Atas 200?
Tes IQ adalah indikator untuk mengukur kemampuan penalaran dengan tujuan memperoleh hasil yang disesuaikan dengan kelompok usia tertentu.
Sejak tes IQ pertama muncul, penilaian tes semacam ini masih menjadi indikator psikologis yang paling populer dan digunakan sampai sekarang.
Kegunaannya untuk menentukan kelayakan seseorang dalam menggeluti bidang pekerjaan tertentu, indikator masuk sekolah atau perguruan tinggi sampai beberapa instansi.
Model dari tes IQ sebetulnya dapat bervariasi, namun rata-rata pertanyaannya berkaitan dengan kreativitas, imajinasi, kemampuan penalaran sampai kondisi psikologis.
Beberapa pertanyaan rata-rata tidak ada jawaban benar atau salah, namun setiap jawaban memiliki skor tertentu yang dapat diakumulasikan menjadi skor IQ.
Baca juga: 5 Makanan yang Bisa Menurunkan IQ, Cek Daftarnya
Melansir Very Well Mind, tes IQ dinilai dengan dua cara. Metode pertama terkait usia mental seseorang dibagi dengan usia kronologis mereka, kemudian dikalikan dengan 100.
Metode lainnya melibatkan perbandingan skor terhadap skor orang lain dalam kelompok usia individu yang sama.
Dalam metode ini, psikometri menggunakan proses yang dikenal sebagai standarisasi untuk membandingkan dan menafsirkan skor IQ.
Proses ini dicapai dengan memberikan tes pada sebuah sampel yang representatif dan menggunakan skor untuk menetapkan suatu standar.
Biasanya berkaitan dengan norma, di mana skor setiap orang yang berpartisipasi dapat dibandingkan.