KOMPAS.com - Terdapat berbagai jenis kunyit yang dapat ditemukan di seluruh dunia.
Salah satu yang paling banyak diketahui adalah Curcuma longa, atau biasa dikenal sebagai kunyit kuning.
Tanaman obat ini kerap ditemukan dalam masakan India dan Indonesia, namun juga sering digunakan dalam suplemen untuk meningkatkan kesehatan.
Selain kunyit kuning, ada pula jenis kunyit putih yang tidak kalah berkhasiat.
Di Jepang, kunyit putih banyak digunakan untuk mengobati peradangan karena mengandung agen antiinflamasi yang sangat ampuh.
Baik kunyit putih dan kunyit kuning sering digunakan dalam suplemen untuk nyeri sendi.
Baca juga: 7 Cara Sederhana Mengatasi Nyeri Sendi, Olahraga hingga Minum Kunyit
Meski demikian, keduanya tetap memiliki kandungan dan manfaat yang berbeda. Bahkan, kunyit putih terbukti lebih efektif untuk mengobati masalah nyeri sendi.
Nah, dilansir dari laman Human, seorang dokter spesialis bedah tulang dan ortopedi di Hc Orthopaedic Surgery, Dr Henry Chan membagikan beberapa keunggulan kunyit putih dibandingkan kunyit kuning dalam mengatasi nyeri sendi sebagai berikut.
Secara umum, kunyit mengandung polifenol alami yang dikenal sebagai curcumin.
Menurut Chan, curcumin adalah topik hangat di komunitas penelitian karena memiliki banyak manfaat kesehatan seperti memiliki sifat antiinflamasi, membantu fungsi ginjal, dan meningkatkan metabolisme.
"Sebagian besar kunyit kuning mengandung curcumin, itulah sebabnya tanaman ini sering digunakan dalam suplemen untuk meredakan nyeri sendi," terangnya.
Di sisi lain, kunyit putih adalah satu-satunya spesies kunyit yang dikenal di dunia mengandung sejumlah besar labdane-type diterpene (labdane), yang cukup untuk membentuk suplemen.
Sementara curcumin memiliki beberapa efek pada artritis, bukti untuk efektivitasnya rendah dan tidak seefektif labdane dalam kunyit putih dalam mengobati osteoartritis.
"Labdane, yang ditemukan di akar kunyit putih, memiliki kemampuan untuk mengurangi peradangan yang terjadi pada kapsul sendi," kata Chan.
"Para peneliti juga telah menemukan bahwa labdane dapat mengontrol peradangan pada membran sinovial, yang akhirnya mengarah pada kondisi tulang rawan yang lebih baik," sambung dia.
Baca juga: 6 Khasiat Kunyit Putih untuk Atasi Masalah Pencernaan hingga Kanker
Meskipun curcumin memiliki catatan keamanan yang sudah lama ada, beberapa penelitian melaporkan efek samping negatif pada beberapa orang, seperti diare, sakit kepala, ruam, dan tinja kuning.
Selain itu, pengencer darah juga ditemukan mengganggu curcumin. Jadi, konsultasikan dengan dokter sebelum mengonsumsi suplemen apa pun jika kita memiliki kondisi medis tertentu.
"Sedangkan kunyit putih dapat mengurangi peradangan dan rasa sakit dengan efek samping minimal," ungkap Chan.
"Bukti yang kami miliki menunjukkan bahwa tidak ada efek samping, atau interaksi dengan obat lain dari kunyit putih," jelas dia.
Ini berarti bahwa kunyit putih lebih aman dikonsumsi dengan obat atau suplemen lain.
Terlepas dari kebaruannya, labdane juga telah disetujui secara klinis.
Studi yang meneliti kemanjuran curmumin untuk mengurangi rasa sakit telah menemukan bahwa dosis 2 g curcumin memiliki efek menghilangkan rasa sakit pada subjek dengan nyeri akut, tetapi tanpa diagnosis osteoartritis.
Sementara dosis yang lebih rendah (1,5 g) ditemukan hanya memberikan pereda nyeri dan sering kali tidak memadai.
"Efek penghilang rasa sakit dari dosis (2 g curcumin) hanya mencapai signifikansi setelah 2 jam konsumsi," kata Chan.
"Sedangkan kunyit putih ditemukan dapat membantu mengurangi rasa sakit pada pasien yang menderita radang sendi secara khusus," ujar dia.
Dalam uji coba in-house awal di sebuah rumah sakit di Sodegaura, Jepang, 60 pasien yang mengalami osteoartritis pada lutut diikutkan pengujian labdane.
Mereka diberi 3,2 mg labdane dalam 2 kapsul dan rasa sakit mereka diukur pada skala yang disebut Visual Analogue Scale (VAS), yang didasarkan pada peringkat antara 0-10.
Sementara pasien pada awalnya melaporkan nyeri sedang hingga berat (5,2 ± 2,6), nyeri turun menjadi ringan hingga sedang setelah 4 minggu (3,8 ± 3,0) dan 8 minggu (2,7 ± 2,5).
Beberapa pasien juga tidak mengalami rasa sakit sama sekali.
Hasil ini signifikan secara statistik, yang berarti bahwa penurunan rasa sakit kemungkinan karena labdane daripada secara kebetulan.
Baca juga: Efek Samping Kunyit jika Dikonsumsi Berlebihan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.