KOMPAS.com - Buta warna merupakan gangguan penglihatan yang membuat pengidapnya melihat warna secara berbeda dari kebanyakan orang.
Dalam dunia medis, buta warna dikenal dengan istilah defisiensi penglihatan warna (color vision deficiency).
Mereka yang mengalami buta warna biasanya kesulitan membedakan warna-warna tertentu, atau melihat warna secara berbeda.
Kondisi ini seringkali diturunkan dalam keluarga, namun tidak menimbulkan masalah besar. Penderita buta warna masih bisa beraktivitas sehari-hari dengan normal.
Kendati demikian, penderita buta warna tidak dapat menggeluti profesi tertentu, yang menggunakan warna secara khusus dalam pekerjaannya.
Baca juga: Memahami Buta Warna Parsial dan Penyebabnya
Pada mata manusia, terdapat tiga sel berbentuk kerucut yang membantu membedakan warna.
Satu jenis kerucut membantu kita untuk melihat warna merah, sedangkan dua kerucut lainnya memungkinkan kita melihat warna hijau dan biru.
Bagi mereka yang buta warna, satu atau beberapa jenis kerucut tadi tidak ada atau tidak berfungsi baik. Itulah sebabnya, mereka tidak mampu melihat warna tertentu, atau melihat warna secara berbeda.
Secara umum, buta warna dibedakan menjadi tiga jenis, yakni:
Pengidap buta warna merah-hijau memiliki masalah dalam membedakan warna merah dan hijau, sehingga sering keliru dan menganggap dua warna ini sama.
Jenis buta warna merah-hijau ini dibagi menjadi empat kategori:
Dibandingkan buta warna merah-hijau yang umum, buta warna kuning-biru hanya terjadi pada 1 dari 10.000 orang di seluruh dunia.
Pengidap buta warna kuning-biru sulit membedakan antara biru dan hijau, serta kuning dan merah.
Ada dua jenis buta warna kuning-biru:
Seseorang dengan buta warna total atau achromatopsia tidak memiliki kerucut yang berfungsi dan tidak dapat melihat warna apapun.