Temuan didapat setelah peneliti memberikan alat untuk mengukur paradigma tentang kesabaran.
Hasilnya, kesabaran menjadi prediktor dari kesehatan mental terutama pada responden yang mendapat skor tinggi di skala depresi.
Sementara studi yang diunggah di Research Gate tahun 2012 menemukan fakta kalau sabar bisa mengurangi depresi.
Bersabar membantu kita untuk mengambil keputusan dengan masuk akal dan lebih berhati-hati menilai situasi.
Manfaat ini membantu kita supaya tidak membuat keputusan yang terburu-buru.
Ketika mampu bersabar, kita tahu apa yang diinginkan dan pantas didapatkan. Sehingga kita belajar untuk menunggu.
Kesabaran berkaitan dengan cara kita memperlakukan orang-orang di sekitar, termasuk pasangan.
Hal tersebut membantu kita untuk melihat masalah dari perspektif yang luas ketika muncul konflik dalam hubungan.
Baca juga: Kesabaran Itu Menyehatkan
Dengan cara itu, kita juga lebih mungkin untuk empati, memahami orang lain, dan menghindari ketegangan dalam hubungan.
Menjadi sabar benar-benar membantu untuk memandang masa depan, ketimbang berambisi pada tujuan jangka pendek.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.