KOMPAS.com - Upacara pemakaman Ratu Elizabeth sudah direncanakan dengan matang sejak 50 tahun lalu, pada tahun 1960-an.
Kala itu, ia bertakhta belum lebih dari 10 tahun dan masih berusia berusia 30-an tahun.
Sebagai pemimpin monarki Inggris, prosesi pemakamannya sudah bisa dipastikan akan berjalan megah dan spektakuler.
Bukan hanya melibatkan anggota kerajaan namun juga pemerintah Inggris termasuk gereja, kepolisian, angkatan bersenjata, transportasi dan berbagai otoritas lainnya.
Selama ini, rencana pemakaman istri Pangeran Philip ini selalu diperbarui tiga kali setahun untuk memperhitungkan setiap kemungkinan keadaan.
Baca juga: 5 Serba-serbi Pemakaman Ratu Elizabeth II, dari Tradisi dan Sejarahnya
Kini, perencanaan masif dan mendetail tersebut akhirnya direalisasikan setelah Ratu Elizabeth wafat dalam usia 96 tahun.
Diperkirakan akan ada lebih dari 750.000 warga yang akan memanfaatkan transportasi umum menuju lokasi acara di Westminster Abbey.
Pengaturan lalu lintas dan transportasi telah dilakukan termasuk dengan mengatur antrian, penutupan, kereta api tidak berhenti di stasiun tertentu, atau perubahan pada cara pelanggan masuk atau keluar stasiun.
Disediakan pula layanan khusus Elizabeth line antara Paddington dan Abbey Wood, dengan jadwal 12 kereta per jam.
Baca juga: David Beckham Rela Antre 12 Jam untuk Berikan Penghormatan pada Ratu Elizabeth
Jumlah ini sesuai dengan kapasitas Westminster Abbey, tempat pemakaman ratu akan diadakan.
Acara ini juga menjadi pemakaman kenegaraan pertama sejak pemakaman Sir Winston Churchill pada tahun 1965.
Lalu momen ini juga menjadi pemakaman kerajaan pertama yang diadakan di Westminster Abbey dengan kapasitas normal sejak Queen Mother pada tahun 2002.
Baca juga: Westminster Abbey, Lokasi Pernikahan Ratu Elizabeth II, Pemahkotaan, dan Pemakaman
Para undangannya diminta untuk tidak menumpang jet pribadi demi untuk mengurangi emisi karbon yang merusak lingkungan.
Namun ada beberapa negara yang tidak diundang hadir seperti Rusia, Belarusia, Suriah, Venezuela, Afghanistan, dan Myanmar.