KOMPAS.com - Bullying menjadi salah satu permasalahan di tengah masyarakat yang sangat memprihatinkan.
Pasalnya, dampak dari kasus bullying tidak main-main. Terlebih yang terjadi pada anak-anak. Mungkin sejauh ini kita mudah mengetahui dampak jangka pendek yang mudah dikenali.
Seperti luka memar, stres, trauma, hingga depresi yang mendera para korban bullying.
Lebih dari itu, jangan lupa bahwa kasus bullying pada anak-anak juga memberikan dampak jangka panjang yang cukup mengkhawatirkan.
Baca juga: Mengenal 5 Jenis Bullying yang Sering Dialami Anak dan Remaja
Bullying adalah tindak perilaku penindasan atau perundungan yang dilakukan secara sengaja oleh orang atau kelompok tertentu.
Di Indonesia kasus bullying terus memakan korban, baik di kalangan anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Meski aturan dan regulasi ketat dari pemerintah terus digalakkan untuk menekan angka kasus bullying, namun laporan kasusnya masih saja terus terjadi.
Maka dari itu, penting bagi masyarakat luas untuk lebih memahami dampak jangka panjang dari kasus bullying pada anak-anak.
Seperti dilansir Very Well Family, berikut sejumlah dampak yang diakibatkan dari kasus bullying.
Anak-anak yang sering menjadi sasaran perundungan seringkali menderita baik secara emosional maupun sosial.
Mereka tidak hanya kesulitan untuk berteman, tetapi juga kesulitan untuk menemukan persahabatan yang sehat.
Dampak seperti itu merupakan bagian dari trauma yang berhubungan langsung dengan apa yang pernah mereka rasakan di masa lalu.
Hal tersebut juga dapat terjadi akibat perasaan rendahnya harga diri akibat perlakuan tidak menyenangkan yang terjadi secara terus-menerus.
Dalam hal ini, dampak jangka panjangnya dapat membuat dirinya merasa menjadi "pecundang" hingga dewasa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.