Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/09/2022, 05:41 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang-orang yang pernah biduran tentunya merasakan betapa tidak nyamannya kondisi ini.

Biduran yang juga disebut urtikaria adalah munculnya ruam merah pada kulit yang disertai rasa gatal, panas, bahkan perih jika terus-menerus digaruk.

Biduran bisa terjadi karena alergen (pemicu alergi) memancing histamin untuk naik ke permukaan kulit.

Histamin adalah bahan kimia pada beberapa sel tubuh yang menyebabkan gejala alergi, seperti pilek atau bersin.

Baca juga: Perbedaan Gejala Biduran dan Gatal-gatal Biasa, Sudah Tahu?

Ketika biduran terjadi, kondisi ini bisa berlangsung untuk waktu yang lama dan kambuh di kemudian hari. Tapi, kapan sih biduran hilang?

Berapa lama kulit sembuh dari biduran?

Di balik gatal-gatal akibat biduran, ada beberapa faktor yang menyebabkan kondisi ini, seperti stres, gigitan serangga, makanan, termasuk udara dingin.

Tetapi, berlangsungnya biduran pada setiap orang berbeda-beda meski umumnya terjadi selama 2-3 jam.

Dilansir dari Medical News Today, kondisi tersebut dapat muncul atau menghilang lebih lama.

Tapi, lamanya biduran pada kulit bergantung pada tingkatnya, apakah kondisi ini sudah akut atau kronis.

Ketika biduran sudah akut, gatal-gatal karena kondisi ini dapat muncul dengan cepat dan tidak berlangsung lama.

Biduran akut biasanya berlangsung kurang dari enam minggu.

Sementara biduran kronis dapat muncul kembali selama enam minggu atau lebih.

Bagi sebagian orang, biduran kronis bisa hilang dengan sendirinya. Tapi, kondisi ini memakan waktu berbulan-bulan.

American Academy of Dermatology Association (AAD) mengatakan, setidaknya setengah dari penderita biduran kronis sembuh dalam waktu satu tahun.

Meski keduanya berbeda, ada baiknya penyebab dan cara penanganan biduran akut dan kronis diketahui supaya kondisi ini bisa dicegah.

Seperti apa?

Biduran akut

Biduran akut seringkali dapat disebabkan oleh respons terhadap alergen atau iritan.

Nah, ketika sistem kekebalan tubuh mendeteksi suatu zat sebagai ancaman, maka histamin dan bahan kimia lainnya akan dilepaskan.

Hal tersebut membuat pembuluh darah kecil di bawah kulit mengeluarkan cairan yang menumpuk dan menyebabkan benjolan.

Beberapa faktor yang menyebabkan biduran akut, yakni:

  • Makanan, seperti susu, telur, kacang pohon, kacang tanah
  • Kontak dengan latex atau bulu binatang
  • Gigitan serangga
  • Efek samping obat, seperti antibiotik (penisilin), obat antiinflamasi nonsteroid (aspirin), obat diuretik, opiat (kodein dan morfin).
  • Infeksi virus dan parasit
  • Stres.

Biduran kronis

Penyebab biduran kronis kemungkinan sama dengan biduran akut. Tapi, biduran kronis bisa berlangsung lebih dari enam minggu.

Tidak hanya itu, biduran kronis seringkali tidak dipicu oleh alergen tapi malah penyebab fisik.

Ada dua kategori biduran kronis yang memengaruhi penyebab gatal-gatal. Simak di bawah ini.

1. Chronic idiopathic hives

Penyebab chronic idiopathic hives atau biduran idiopatik kronis belum bisa dipastikan. Tapi, kondisi ini kemungkinan disebabkan oleh autoimun.

Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan seseorang secara keliru menyerang jaringan sehat.

Beberapa kondisi autoimun dikaitkan dengan biduran kronis. Yang paling umum adalah penyakit tiroid dengan persentase sebesar 9,8 persen.

2. Inducible hives

Inducible hives jarang terjadi dibandingkan chronic idiopathic hives. Namun, ada beberapa beberapa faktor yang menjadi pemicunya.

  • Menggaruk atau menekan: biduran ini dikenal sebagai dermatographia. Kondisi ini menyebabkan gatal-gatal sebagai respons terhadap goresan pada kulit.
  • Dingin: biduran terjadi pada kulit atau mulut seseorang setelah terpapar suhu dingin. Pemicunya termasuk mengonsumsi minuman es, menyentuh air dingin, atau keluar rumah saat cuaca dingin.
  • Panas: biduran terjadi ketika tubuh panas atau berkeringat. Mandi air panas, olahraga, dan makanan pedas bisa menjadi pemicunya.
  • Sinar UV: tubuh bisa bereaksi terhadap sinar UV dari matahari dan bola lampu tertentu.
  • Air: beberapa orang mengalami biduran jika kulit mereka bersentuhan dengan air. Ini dikenal sebagai urtikaria aquagenic tapi jarang terjadi.

Baca juga: 5 Cara Mengobati Biduran di Rumah dan Tips Mencegahnya

Cara mengatasi biduran

Penanganan biduran sebaiknya disesuaikan dengan tingkatnya, apakah biduran sudah akut atau kronis.

1. Biduran akut

Ada beberapa obat yang dapat direkomendasikan dokter untuk mengatasi biduran akut, seperti:

  • Loratadin (Claritin)
  • Desloratadine (Clarinex)
  • Fexofenadine (Allegra)
  • Cetirizine (Zyrtec)
  • Levocetirizine (Xyzal).

Jika tidak ada perubaham, dokter mungkin merekomendasikan cimetidine (Tagamet), famotidine (Pepcid), atau ranitidine (Zantac).

Dalam hal ini, dokter akan memantau kondisi pasien dengan biduran akut selama 2-6 minggu.

2. Biduran kronis

Dokter dapat memberikan antihistamin setiap hari sampai 4 kali dosis biasa tergantung pada respons pasien.

Jika perlu, dokter mungkin meresepkan antihistamin kedua atau obat lain, seperti montelukast (Singulair).

Antihistamin tinggi, seperti hidroksizin atau doxepin, dapat diberikan dokter apabila biduran menjadi persisten.

Langkah terakhir adalah bagi dokter untuk merujuk individu ke spesialis untuk terapi imunomodulator dengan omalizumab (Xolair) atau siklosporin (Sandimmune).

Cara mengatasi biduran di rumah

Meski mengganggu, untungnya biduran bisa diatasi di rumah, berikut cara-caranya:

  • Mengoleskan obat antigatal topikal
  • Mengenakan pakaian longgar
  • Menggunakan losion bebas pewangi untuk mencegah kulit kering
  • Menggunakan kompres dingin beberapa kali setiap hari.

Baca juga: 9 Cara Instan untuk Atasi Biduran yang Wajib Kamu Ketahui

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com