Oleh: Inge Shafa Sekarningrum dan Ikko Anata
KOMPAS.com - Sebagian besar orang mungkin setuju jika perselingkuhan merupakan permasalahan terbesar dalam suatu hubungan.
Ketika seseorang berselingkuh, komitmen dan kepercayaan yang sudah dibangun bersama pasangan pun akan runtuh. Bahkan, tak jarang beberapa orang akan langsung mengakhiri hubungan saat tahu perselingkuhanlah yang mereka hadapi.
Efek dari perselingkuhan tak jarang membuat pasangan yang ditinggalkan jadi overthinking. Mulai dari bertanya-tanya apa kekurangan dan kesalahan mereka hingga trauma untuk memulai hubungan baru.
Trauma untuk memulai hubungan baru itu diawali dari rasa tidak percaya terhadap orang-orang baru yang ditemui. Hal ini menimbulkan rasa antisipasi saat pendekatan. Akibatnya, mereka lebih selektif dalam memilih pasangan.
Dalam siniar Anyaman Jiwa bertajuk “Menghilangkan Taruma Pasca Perselingkuhan”, dra. Astrid Regina Sapiie menjelaskan bagaimana cara menghilangkan rasa trauma pasca perselingkuhan.
dra. Astrid mengatakan bahwa perselingkuhan dapat menyebabkan trauma bagi korban perselingkuhan. Korban perselingkuhan bisa mengalami Post-Infidelity Stress Disorder atau PISD.
Post-Infidelity Stress Disorder (PISD) adalah gejolak emosional atau stres setelah dikhianati atau diselingkuhi oleh pasangan. Lantas, bagaimana cara agar menghilangkan rasa trauma pasca perselingkuhan?
Baca juga: Pentingnya Peran Ayah Mendukung Pemberian ASI Eksklusif
Menurut Psych Central, berikut beberapa caranya.
Untuk seseorang yang baru mengakhiri sebuah hubungan, kumpul bersama teman merupakan pilihan yang tepat.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.