Hal itu disebabkan karena pengetahuan tentang kesehatan reproduksi dan penanggulangan stunting yang masih sangat rendah, sehingga Bayer perlu melakukan intervensi yang bekerja sama dengan bidan-bidan desa setempat.
"Karena stunting itu adalah masalah yang sangat panjang dan kompleks, fokus kami di daerah ini utamanya adalah meningkatkan kemampuan dan kesadaran terkait stunting kepada masyarakat, terutama perempuan," ungkap President Director Bayer Indonesia, Kinshuk Kunwar.
Untuk langkah-langkah edukasi stunting, Kinshuk mengatakan, Bayer telah mengikuti standar dari modul yang sudah diatur oleh pemerintah.
"Semua perusahaan yang memiliki program atau inisiatif anti stunting itu dikoordinasikan di bawah Bappenas. Modulnya juga dibuat oleh Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang ada masukan dari Promkes Kemenkes," kata Kinshuk.
"Ada enam modul yang berisi tentang edukasi kesehatan dan penanggulangan stunting, tetapi beberapa di antaranya menyoroti hal penting seperti mencegah anemia dan pemenuhan gizi seimbang," ujar dia.
Di samping itu, pendidikan berbasis ilmiah pun dilakukan agar masyarakat lebih memahami tentang mikronutrisi dan makronutrisi.
"Komposisi nutrisi juga kami edukasi tapi tidak spesifik komoditas lokalnya apa. Yang penting standar pengetahuannya sudah benar, lalu variasi sumber gizinya seperti apa itu bisa di level selanjutnya," imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.