Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Mitos soal Diet Vegan yang Masih Dipercaya, Begini Faktanya

Kompas.com - 24/09/2022, 21:11 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diet vegan kini menjadi pola hidup yang mulai marak diterapkan masyarakat karena sejumlah alasan.

Seperti ingin menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh, lebih peduli dengan lingkungan sampai mengentaskan tingkat kekejaman pada hewan.

Tapi sayangnya, ada beberapa mitos yang masih berkembang di masyarakat soal pilihan gaya hidup vegan.

Tidak sedikit orang-orang yang mempertanyakan bagaimana mereka yang menjalani diet vegan dapat memenuhi kecukupan gizi dan nutrisi, ketika mereka tidak mengonsumsi produk makanan hewani.

Baca juga: Ubud International Vegan Festival 2022, Dorong Gaya Hidup Sehat

Mitos dan fakta soal diet vegan

Ilustrasi makanan vegan / sayuranSHUTTERSTOCK/Ekaterina Markelova Ilustrasi makanan vegan / sayuran

Vegan dapat dikatakan sebagai bagian dari vegetarian yang paling ketat soal pola makan dan juga gaya hidup.

Mereka yang menjalaninya sama sekali tidak mengonsumsi sumber pangan hewani serta produk turunannya.

Apa pun yang dikonsumsi semua berasal dari sumber pangan nabati, seperti buah-buahan, sayuran, hingga biji-bijian.

Terkait dengan mitos vegan yang sering dianggap berisiko mengalami kekurangan nutrisi, ternyata tidak sepenuhnya benar.

Banyak dari asupan gizi dari sumber nabati yang dapat mencukupi kebutuhan tubuh akan nutrisi bagi para veganisme.

Mitos-mitos itu sekiranya dapat dipatahkan dengan pernyataan dari Dr. Drs. Susianto, M.KM (Presiden Organisasi Vegan Dunia & Masyarakat Vegan Indonesia) dalam talk show-nya di Ubud International Vegan Festival 2022, Jumat (23/9/2022).

1. Protein tidak cuma dari daging dan telur

Satu mitos yang banyak dipertanyakan adalah bagaimana cara seorang vegan dapat memenuhi asupan protein yang dibutuhkan tubuh?

Padahal mereka tidak mengonsumsi daging, ikan, ayam, susu atau telur yang dianggap sebagai makanan tinggi protein.

Menurut dokter Susianto, anggapan bahwa produk hewani merupakan sumber protein tinggi ternyata tidak dapat dibenarkan.

Justru, protein tertinggi itu ada pada kedelai. Fakta ini sudah dibuktikan melalui banyak penelitian termasuk dari FKUI.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com