Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/09/2022, 06:40 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada berbagai partikel yang bisa menyebabkan paru-paru kotor dan tidak sehat. Mulai dari asap rokok, debu, zat-zat beracun, hingga virus dan bakteri.

Semua partikel tersebut bisa masuk ke dalam paru-paru ketika kita menghirup udara yang terkontaminasi.

Paparan partikel yang terlalu banyak dan sering dapat mengganggu fungsi paru-paru sehingga organ ini harus dibersihkan. Bagaimana caranya?

Saat ini, banyak produk di pasaran berbentuk vitamin, teh, atau minyak esensial yang diklaim mampu mendetoks paru-paru.

Namun, menurut ahli paru Joshua Englert, MD, belum ada bukti yang kuat untuk mendukung klaim tersebut.

"Ada banyak produk yang dijual di internet yang diklaim dapat menghilangkan racun dari paru-paru, tetapi tidak ada studi ilmiah yang mendukung penggunaan salah satu dari produk itu," katanya.

Baca juga: 6 Cara Membersihkan Paru-paru Setelah Berhenti Merokok

Cara kerja paru-paru memulihkan diri

"Pada kebanyakan kasus, orang yang memiliki penyakit akut seperti pneumonia atau bronkitis akut, paru-paru akan pulih sepenuhnya," kata Norman Edelman, MD, profesor kedokteran di State University of New York di Stony Brook.

Tetapi jika paru-paru mengalami cedera kronis akibat keseringan merokok, organ itu kesulitan memulihkan diri, lanjut dia.

Kebiasaan merokok menyebabkan dua jenis kerusakan paru-paru dalam jangka panjang, yaitu emfisema (kerusakan dinding kantung udara di paru-paru) dan bronkitis kronis (peradangan pada saluran bronkus di dalam paru-paru).

Jika kantung udara pada paru-paru rusak, maka itu tidak dapat diganti, menurut Edelman.

"Beberapa pembengkakan dan peradangan dari bronkitis bisa hilang, namun kerusakan struktural akan tetap ada," tuturnya.

Kendati demikian, semakin cepat kita berhenti merokok, peluang untuk memperbaiki kerusakan pada paru-paru semakin besar.

Satu studi besar menemukan, sekitar 20 tahun setelah berhenti merokok, risiko penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menurun ke tingkat yang sama seolah-olah kita tidak pernah merokok.

Satu dekade setelah berhenti merokok, risiko kematian akibat kanker paru-paru turun menjadi sekitar setengah dari individu yang merokok.

Lalu, 30 tahun berhenti merokok, risiko kanker paru-paru menurun ke tingkat yang sama dengan mereka yang tidak merokok.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com