Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Arti Kata Gombal, Bahasa Gaul dalam Kamus Percintaan

Kompas.com - 27/09/2022, 09:06 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Gramedia

KOMPAS.com - Ada berbagai bahasa gaul yang beken dalam kamus percintaan.

Selain kata bucin alias budak cinta, ada pula gombal.

Kata tersebut biasanya diutarakan untuk menggoda dan menarik perhatian gebetan atau membuat pasangan luluh hatinya.

Gombal juga ditampilkan para komedian di televisi, acara stand up comedy, atau konten lucu-lucuan di YouTube dan TikTok.

Saking viralnya, gombal sering dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari apalagi saat nge-date.

Tapi, tahukah kamu arti gombal yang sebenarnya?

Arti kata gombal

Bila ditilik dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gombal memiliki arti bohong, omong kosong, atau rayuan.

Gombal bisa juga diartikan sebagai ucapan yang tidak benar, tidak sesuai dengan kenyataan, atau omong kosong.

Hal yang tak jauh berbeda juga diutarakan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Dr. Ganjar Harimansyah.

Kepada Kompas.com, Ganjar menjelaskan, dalam ragam percakapan saat ini, gombal juga bisa bermakna sesuatu yang tidak berguna atau tidak berarti.

"Kata-kata gombal digunakan oleh seseorang untuk merayu, menggoda, dan/atau mencari perhatian orang lain terutama lawan jenis," terang Ganjar.

"Kata gombal sudah terekam di KBBI sebagai nomina yang bermakna ‘bohong; omong kosong’. Kata ini semula identik dengan frasa rayuan gombal," tambahnya.

Munculnya kata gombal

Gombal merupakan contoh kata bahasa gaul dalam kamus percintaan yang masih sering digunakan hingga hari ini.

Munculnya beragam kata dalam bahasa gaul, seperti gombal, tentunya memberikan warna bagi anak muda ketika bercakap-cakap.

Meski membuat percakapan dalam kehidupan sehari-hari menjadi luwes, ada yang berpendapat bahasa gaul justru merusak bahasa Indonesia.

Benarkah demikian?

Menurut Ganjar, bahasa gaul adalah cerminan kedinamisan bahasa, bukan karena keengananan menggunakan bahasa Indonesia.

"Kalau untuk keren-kerenan, bisa jadi motif dominannya begitu," kata Ganjar.

"Keberadaan bahasa gaul bisa berdampak positif dan negatif dalam perkembangan bahasa Indonesia."

Meski begitu, bahasa gaul disebut Ganjar dapat berdampak negatif bagi bahasa Indonesia apabila digunakan tidak sesuai konteksnya.

"Akan merusak bahasa Indonesia, jika penempatannya tidak apik dan tepat. Apalagi jika dicampur aduk dengan bahasa asing," tuturnya.

"Saya kira telinga kita juga gatal ketika mendengar contoh ucapan, 'Even gue udah explain sama dia. Dia sudah jadi bestie sejak SD'."

Menurut Ganjar, munculnya bahasa gaul -seperti gombal- dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Pertama, adanya kebutuhan komunikasi yang berubah dan setiap generasi baru melakukan penyesuaian bahasa untuk disesuaikan dengan pengalaman mereka.

Kedua, kebutuhan dan kemampuan komunikasi dari generasi terkini berbeda dengan pendahulunya.

"Sehingga bisa saja anak muda atau remaja dan orangtua berbicara dengan cara berbeda atau memilih kata-kata yang khas di kalangan mereka (slang, prokem, bahasa gaul)," jelas Ganjar.

Ketiga, ia menilai munculnya bahasa gaul dipengaruhi oleh faktor usia yang yang menyebabkan variasi khusus dalam pilihan berbahasa.

"Sehubungan dengan itu pula, kita dapat menyaksikan bagaimana ungkapan, pengucapan kata-kata, dan konstruksi bahasa yang dipilih oleh generasi muda “akan” berbeda dengan generasi sebelumnya, terutama pada tataran leksikal (kata) dan sintaksis (kalimat)," ujar dia.

Contoh kalimat gombal

Mengingat kata gombal sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, kata yang satu ini mudah diaplikasikan dalam berbagai kalimat.

Berikut contohnya apabila kamu ingin membuat gombalan untuk gebetan atau pasangan.

  • Apa bedanya cincin sama kamu? Kalau cincin melekat di jari, kalau kamu melekat di hati aku.
  • Aku rela ikut lomba lari keliling dunia. Asalkan kamu yang menjadi garis finish-nya.
  • Kata orang nyasar itu rugi banget. Aku tidak merasa rugi nyasar karena hati aku sudah nyasar ke hati bidadari.
  • Aku rela dipenjara seumur hidup asalkan pelanggarannya karena mencintaimu.
  • Cintaku padamu seperti utang. Awalnya kecil, di-diemin tau-tau gede.
  • Aku setuju-setuju saja kalau misalkan harga BBM makin mahal, asalkan senyum kamu murah untuk aku.
  • Gimana kalau kita berdua jadi kelompok penjahat: Aku mencuri hatimu, dan kamu mencuri hatiku?
  • Apa yang kamu lihat di dalam kulkas, itu bukan hati sapi. Melainkan hatiku yang membeku karena ditinggal kamu.
  • Aku gak sedih kok kalau ternyata besok hari Senin, aku sedihnya kalau gak bisa ketemu kamu.
  • Kamu tahu nggak, aku ini seperti mentega, dan kamu seperti sebuah wajan panas. Soalnya pas saat lihat muka kamu, aku jadi meleleh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com