Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Batik dan Ecoprint, Teknik Cetak yang Sering Dianggap Sama

Kompas.com - 27/09/2022, 15:12 WIB
Krisda Tiofani,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Batik dan ecoprint memiliki kesamaan. Keduanya merupakan teknik cetak yang banyak digunakan untuk menghasilkan motif pada kain.

Meski sama-sama teknik cetak dan kerap dianggap sama, batik dan ecoprint merupakan dua hal berbeda.

"Kalau ada yang bilang ecoprint sama dengan batik, itu tidak benar," ujar Mahyal Aini, pemilik usaha Hand Made Soap Bukit Lawang sekaligus ecoprint.

Menurutnya, ecoprint merupakan teknik cetak yang menggunakan bahan ramah lingkungan, sementara batik tidak demikian.

Ia mencontohkan, bahan yang digunakan untuk membuat ecoprint harus 100 persen alami, mulai dari kain hingga pewarnanya.

Itu sebabnya, kain untuk membuat ecoprint hampir selalu berwarna putih, menghindari kontaminasi bahan kimia yang mungkin terdapat di dalamnya.

Baca juga:

Ilustrasi kain dengan teknik cetak ecoprint. shutterstock/Sapusup Ilustrasi kain dengan teknik cetak ecoprint.

Sekalipun butuh warna dasar kain selain putih, pewarna yang digunakan terbuat dari bahan alami, seperti kunyit dan secang.

Berbeda dari ecoprint yang menggunakan 100 persen bahan alami, batik umumnya menggunakan lilin.

Lilin sendiri terbuat dari campuran berbagai bahan alami dan kimia. Salah satunya adalah parafin.

"Kalau batik kan dia menggunakan lilin, kalau ecoprint murni menggunakan tanaman," kata Aini saat ditemui dalam rangka Familiarization Trip Ekowisata oleh DESMA Center, proyek pembangunan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia pada Jumat (23/9/2022).

Proses akhir kedua teknik cetak ini juga berbeda. Pembuatan batik umumnya diakhiri dengan merebus kain, sementara ecoprint dikukus.

Lama mengukus ecoprint setidaknya memakan waktu dua jam. Kondisi kukusan sudah harus panas sebelum memasukkan kain.

Baca juga:

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com