Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

8 Penyebab Nyeri Dada yang Bukan Serangan Jantung

Kompas.com - 27/09/2022, 15:23 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Health

Kemungkinan perikarditis bisa sembuh dalam beberapa hari atau beberapa minggu hanya dengan beristirahat, atau meminum obat pereda nyeri yang dijual bebas di apotik.

Baca juga: 3 Jenis Nyeri Dada yang Wajib Diwaspadai

6. Pankreatitis

Tidak semua nyeri dada yang bukan terkait dengan serangan jantung tidak berbahaya.

Salah satu contohnya yaitu pankreatitis akut atau peradangan tiba-tiba pada organ pankreas yang terletak tepat di belakang perut.

"Nyeri perut yang hebat bisa menjalar hingga ke dada," kata Arain.

"Rasa sakit akibat pankreatitis biasanya merupakan rasa sakit yang mendalam dan intens."

Pankreatitis terjadi ketika batu empedu memicu peradangan di pankreas. Kondisi tersebut lebih umum dialami wanita dibandingkan pria.

Penderita pankreatitis seringkali harus dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan antibiotik, cairan infus, dan obat pereda nyeri.

7. Nyeri dada pleuritik

Nyeri dada pleuritik muncul ketika lapisan paru-paru (pleura) meradang.

Studi pada 2017 yang diterbitkan di American Family Physician menemukan, nyeri dada pleuritik menyebabkan rasa sakit yang tajam, menusuk atau terbakar di dada ketika menghirup dan menghembuskan napas.

Jenis nyeri dada ini juga bisa berdampak serius seperti emboli paru, dan harus diperiksakan ke dokter.

Emboli paru terjadi ketika ada penyumbatan di arteri paru-paru. Penyumbatan ini bisa merusak paru-paru dan menyebabkan kadar oksigen rendah dalam darah dan merusak organ lain.

Pneumonia atau infeksi paru-paru merupakan kondisi lain yang memicu nyeri dada pleuretik. Nyeri dada akibat pneumonia akan terjadi saat kita bernapas atau batuk.

Beberapa jenis cedera atau trauma di area dada, tulang rusuk patah atau memar, juga menyebabkan nyeri dada pleuretik.

Menghirup napas, batuk, dan menggerakkan tubuh bagian atas bisa sangat menyakitkan jika tulang rusuk kita terluka.

8. Serangan panik

Selain nyeri dada, gejala serangan panik bisa berupa jantung berdebar, berkeringat, gemetar, mual, pusing, dan perasaan tidak karuan.

Serangan panik cenderung muncul tiba-tiba tanpa peringatan. Seseorang bisa mengalami serangan panik karena berbagai alasan, termasuk:

  • Memiliki riwayat keluarga dengan serangan panik
  • Trauma semasa kecil
  • Menghadapi perubahan besar dalam hidup dan stres berkelanjutan (seperti penyakit serius pada seseorang yang dicintai)
  • Mengalami peristiwa traumatis

Dokter dapat merujuk pasien serangan panik ke ahli kesehatan mental untuk membantu kita mengobati dan mengelola gejala serangan tersebut.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan saat Panik Attack Kambuh?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Health


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com