Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 28/09/2022, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Trust issue adalah masalah internal yang dimiliki seseorang dalam memercayai orang lain.

Orang dengan kecenderungan ini kerap meragukan pasangan, rekan kerja, keluarga dan siapa saja di sekitarnya.

Seringkali ini menyebabkan masalah atau menguji hubungan sosialnya karena minimnya keyakinan yang mereka berikan.

Baca juga: Apa Itu Trust Issue dalam Hubungan dan Berbagai Jenisnya

Ketika suatu relasi tidak didasari hal ini biasanya memicu pengembangan potensi pikiran, tindakan, atau emosi yang berbahaya, seperti atribusi negatif, kecurigaan, dan kecemburuan.

Seiring waktu, trust issue juga dapat menyebabkan masalah yang lebih besar, seperti pelecehan emosional atau fisik.

Apa penyebab trust issue?

Riset tahun 2018 mendapati jika kecenderungan untuk percaya dipengaruhi oleh faktor genetik.

Ketidakpercayaan, di sisi lain, tidak terkait dengan genetika namun cenderung terkait dengan faktor sosialisasi, termasuk dinamika dan pengaruh keluarga.

Orang sering memiliki trust issues karena pernah dikhianati di masa lalu, khususnya saat masih berusia dini.

Pakar psikologi anak percaya jika tahun-tahun awal kehidupan kita menjadi momen terpenting untuk belajar percaya pada orang sekitar.

Hasilnya kemudian akan terlihat ketika kita beranjak dewasa, ditunjukkan dengan adanya rasa percaya atau tidak percaya yang cukup pada orang lain.

Baca juga: Trust Issue adalah Masalah Serius, Kenali Ciri-cirinya sejak Awal

Beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab trust issue adalah:

  • Pengkhianatan dalam suatu hubungan

Menjadi korban perselingkuhan, baik oleh pasangan maupun orangtua, bisa menjadi pengalaman yang sangat menyakitkan sehingga dapat memicu masalah kepercayaan yang bertahan hingga jangka panjang.

  • Konflik orangtua

Riwayat menyasikan masalah kepercayaan dalam orangtua dan relasi orangtua dapat memicu ketakutan akan mengalami hal yang sama.

Baca juga: Pola Asuh “Tiger Mom” Jadikan Anak Pintar Berbohong

  • Penolakan sosial

Kita juga bisa mengalami masalah kepercayaan ketika pernah ditolak oleh teman sebaya selama masa anak-anak dan remaja.

Trust issue yang muncul bahkan bisa lebih parah jika kita tidak memahami alasan penolakan tersebut atau terjadi berulang kali.

  • Pengalaman hidup negatif

Ilustrasi traumapixabay Ilustrasi trauma
Orang yang  pernah mengalami trauma—terutama saat tumbuh dewasa—cenderung memiliki trust issue ketika dewasa.

Bentuknya bisa beragam termasuk kesulitan percaya pada teman atau pasangan, ketakutan akan pengkhianatan terkait kepercayaan, atau kesulitan memaafkan orang karena melanggar kepercayaan yang diberikan.

  • Gaya keterikatan

Gaya keterikatan kita atau pola karakteristik perilaku dalam hubungan berpengaruh besar pada kepercayaan.

Orang yang insecure cenderung  mengalami trust issue sehingga mudah cemburu dan cemas terkait pasangan serta asmara yang dijalaninya.

Baca juga: Cara Mengatasi Trust Issue agar Miliki Hubungan Sosial yang Sehat

Dampak trust issue pada kondisi mental kita

Kepercayaan adalah keyakina kita pada karakter, kemampuan, kekuatan atau kebenaran seseorang.

Hal ini amat penting untuk memiliki hubungan sosial yang sehat, aman dan menyenangkan bagi kedua belah pihak.

Trust issue tak hanya memengaruhi hubungan asmara namun juga platonik dan kekeluargaan.

Masalah tersebut kemudian tercermin dalam kata-kata, perilaku, dan cara berpikir kita.

Jika berkepanjangan, trust issue juga bisa berpengaruh pada kondisi mental kita, misalnya memicu:

  • Depresi
  • Gangguan penyesuaian (kesulitan menghadapi tekanan tertentu)
  • Kecemasan
  • Takut ditinggalkan
  • Masalah lampiran
  • Stres pasca-trauma
  • Skizofrenia

Jika kondisinya sudah tergolong akut, kita dianjurkan menjalani terapi khusus untuk mengurangi rasa tidak percaya tersebut.

Baca juga: 11 Kalimat yang Bisa Hancurkan Kepercayaan Anak pada Orangtua

Bisa juga mulai membiasakan diri untuk memberikan keyakinan lebih pada orang terdekat dengan mengedepankan empat faktor yakni:

  • Kejujuran dan integritas
  • Tidak defensif
  • Memahami
  • Komunikasi langsung

Sebaliknya, jika orang di sekitar kita, baik teman, pasangan maupun keluarga memiliki trust issue, maka cobalah untuk bersikap lebih jujur dan transparan dalam semua interaksi.

Belajarlah untuk tidak terlalu defensif dalam berkomunikasi dengan mereka, menerima dan menghargai perbedaan serta berterus terang dalam berkomunikasi.

Dengan cara ini, kita bisa lebih terbuka sehingga perlahan rasa percaya tersebut akan mulai terbangun.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke