Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
DR. dr. Tan Shot Yen, M.hum
Dokter

Dokter, ahli nutrisi, magister filsafat, dan penulis buku.

Dari Stunting ke Teh Manis, Apakah Edukasi Kita Miskin Literasi?

Kompas.com - 29/09/2022, 09:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pintu keempat. Menuju stunting tentunya masalah makanan pendamping asi (MPASI) yang begitu ricuh isunya di kalangan ibu2 muda yang ‘bersekolah’ di universitas Google, fakultas YouTube, dan program studi TikTok’ – ketimbang merujuk pada panduan nasional: Buku KIA (kesehatan ibu anak) yang bisa diunduh gratis, bahkan didapat cuma-cuma saat periksa kehamilan di puskesmas.

Apakah begitu sulitnya membaca buku sederhana, yang isinya amat mudah dipahami? Saat penimbangan bayi, buku merah muda itu akhirnya hanya buat kipas-kipas – bahkan grafik lengkap pertumbuhan anak tidak (mau) dipahami.

Pintu kelima. Menuju stunting terbuka lebar saat anak mulai sakit-sakitan. Diawali dengan MPASI yang tidak adekuat, ibu tidak paham saat menghadapi anak mogok makan (yang diulak alik hanya MPASInya, bukan fokus pada diri anaknya), pun kader dan nakes banyak yang tidak siap mengajar cara pemberian makan bayi dan anak yang benar di saat anak sakit atau sedang tumbuh gigi.

Berat badan mulai terjun bebas, batuk pilek, mencret dengan ancaman anemia dan risiko tertular TBC atau pneumonia menjadi momok yang amat mengerikan.

Baca juga: Konsumsi Minuman Manis saat Hamil Berpotensi Obesitas pada Bayi

Kisah horor semakin bertambah, saat bantuan ‘penanggulangan stunting’ diwarnai riuh rendahnya berbagai pihak yang ingin berkontribusi sebagai kolaborator pemerintah, tapi yang disumbangkan sama sekali tidak menyelesaikan masalah.

Para ibu dengan anak stunting dengan bahagia menyambut donasi berkardus-kardus susu bubuk. Padahal, bayinya menolak rasa sufor mahal itu.

Padahal, lebih dari 80% bayi Asia mempunyai masalah intoleransi laktosa. Semakin mencret, semakin buyar.

Baik pihak kolaborator maupun pemerintah, mestinya memahami bahwa masalah anak yang sudah terlanjur stunting tidak hanya soal makanan atau orangtuanya miskin.

Banyak masalah mendasar yang mesti dibenahi. Mulai dari cara pemberian makan anak hingga pola asuh.

Yang mestinya lebih banyak terlibat justru para edukator, yang mampu memberikan komunikasi perubahan perilaku.

Baca juga: Apa Penyebab Stunting?

Keluarga yang biasanya tidak masak, kebanyakan jajan, menjadi mampu mengolah makanan yang lebih sehat termasuk bagi anaknya. Bahkan, ekonomi keluarga lebih terawat.

Anak yang sudah terlanjur stunting tidak boleh dijadikan ‘bocah gembul’. Mimpi buruk masalah stunting semakin jadi kenyataan jika anak berubah jadi obes, berisiko menderita penyakit kronik di kemudian hari – sementara kecerdasannya terganggu.

Dari sini semakin jelas, kebutuhan para pendidik yang mampu membuat keluarga memahami pentingnya nilai stimulasi edukasi anak stunting, yang hanya bisa mengandalkan 20% otaknya yang belum terbentuk sempurna di atas 2 tahun.

Dari tulisan di atas, nampak dibutuhkan pemahaman komprehensif tentang duduk perkara pencegahan stunting dan penatalaksanaan kasus yang sudah terlanjur stunting.

Tidak ada jurus jitu satu pintu, hanya sekadar berdonasi tanpa memahami kesulitan mendasar dari keluarga dan anak yang stunting itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Tempat Sewa Baju Pengantin Adat di Jakarta, di Mana Saja?

Look Good
Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Sederat Karya Mendiang Pendiri Mustika Ratu Mooryati Soedibyo

Feel Good
3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

3 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Fitting Baju Pengantin Adat Batak

Look Good
Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Jarang Beli, Rania Yamin Lebih Sering Pakai Baju Eyang

Look Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia, Ketahui 6 Fakta Mooryati Soedibyo Sang 'Empu Jamu'

Feel Good
Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Pendiri Mustika Ratu Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun, Ini Sederet Kiprahnya

Feel Good
Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Tips dan Cara Tepat Menyimpan Baju Pengantin di Rumah

Look Good
Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Zodiak yang Paling Setia dalam Hubungan dan Pertemanan, Apa Saja?

Feel Good
Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Awas, Terlalu Lama Main Gawai Picu Tantrum pada Anak

Feel Good
Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Viral Bayi Meninggal Setelah Dipijat Nenek, Begini Cara Menolak Saran Pengasuhan Orang Terdekat 

Tanya Pakar - Parenting
Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Ada Tempat Bikin Baju Pengantin Batak di Jakarta, Apa Warna Terfavorit?

Look Good
Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Cerita Para Atlet Disabilitas, Tetap Semangat di Tengah Keterbatasan

Feel Good
Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Sering Disepelekan, Ini 6 Kebiasaan yang Menurunkan Fungsi Otak

Feel Good
9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

9 Kebiasaan Sederhana yang Membuat Otak Cerdas dan Pintar

Feel Good
6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

6 Jenis Kain yang Berbahaya bagi Bayi, Ketahui Risikonya 

Feel Good
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com