Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/09/2022, 14:45 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Waktu individu beranjak tidur juga dilihat oleh para peneliti sebagai faktor yang berkontribusi terhadap demensia.

Hasil studi menemukan, setiap satu jam waktu tidur yang lebih cepat (sebelum pukul 10.00 malam) dikaitkan dengan peningkatan risiko demensia sebesar 25 persen.

Penulis studi berhipotesis, waktu tidur lebih awal dapat disebabkan oleh ritme sirkadian yang terganggu.

Baca juga: 5 Gaya Hidup Sehat yang Pengaruhi Risiko Demensia

"Bagian otak yang bertanggung jawab untuk mengatur tidur mulai berubah seiring bertambahnya usia," catat ahli saraf dan psikiater Dr David Rabin, PhD.

Faktor lain yang berkaitan dengan usia, seperti kebiasaan ke kamar kecil lebih sering di malam hari, juga memengaruhi individu untuk mendapatkan kualitas tidur yang baik dan tidur nyenyak.

Kurang tidur yang terakumulasi mengakibatkan perubahan struktur otak yang mengatur siklus sirkadian, lanjut Rabin.

Sementara itu Dimitriu menambahkan, kelelahan otak juga membuat seseorang merasa ingin tidur lebih awal.

"Sundowning adalah efek yang ditemukan pada orang tua yang rentan terhadap demensia, di mana mereka menjadi bingung dan kehilangan arah di malam hari," papar dia.

Kelemahan dalam riset

Salah satu kelemahan utama riset ni adalah, waktu berada di tempat tidur atau time spent in bed (TIB) tidak selalu mencerminkan waktu yang dihabiskan seseorang untuk tidur.

Durasi tidur sudah dicatat oleh para ilmuwan sebagai faktor penting dalam kesehatan kognitif dan risiko demensia.

Breus menyatakan, TIB yang lebih lama dapat mengindikasikan masalah mendasar terkait tidur seperti insomnia.

Sebuah studi di Kanada baru-baru ini juga menemukan, peserta yang menderita insomnia memiliki risiko lebih tinggi kehilangan ingatan.

Baca juga: 7 Kebiasaan Baik untuk Turunkan Risiko Demensia

Selain itu, TIB tidak mempertimbangkan kualitas tidur. Misalnya, kurang tidur nyenyak dapat memengaruhi memori individu.

"Studi ini serta banyak studi lain yang serupa adalah studi asosiasi, sehingga tidak menunjukkan sebab dan akibat," ungkap Bazil.

"Jadi tidak diketahui apakah waktu yang singkat atau lama di tempat tidur, atau waktu tidur benar-benar menyebabkan demensia, atau secara tidak langsung terkait dengan penyakit tersebut."

Bagaimana tidur memengaruhi memori

Sinyal utama individu mengalami demensia adalah kehilangan memori.

Dalam setiap tahap kehidupan, kata Bazil, tidur berkualitas diperlukan untuk berbagai jenis memori.

Lalu apa yang terjadi pada memori kita saat tidur? Pertama, yaitu pemrosesan dan penyimpanan ingatan.

"Memori jangka pendek awalnya disimpan di hippocampus ketika masuk ke otak, area di mana informasi disimpan untuk ingatan dan penggunaan jangka pendek," ucap Rabin.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com