Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lesti Laporkan KDRT, Ini Jenis Kekerasan yang Bisa Dilakukan Pasangan

Kompas.com - Diperbarui 29/09/2022, 17:32 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

 KOMPAS.com - Lesti Kejora melaporkan tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang diduga dilakukan oleh suaminya, Rizky Billar.

Kabar ini cukup mengejutkan publik karena pasangan muda ini kerap terlihat mesra di media sosial.

Namun Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma menyatakan jika pesinetron itu memang dilaporkan istrinya sendiri karena kekerasan yang dilakukannya.

Hanya saja, tidak diuraikan lebih jauh soal bentuk perlakuan kejam apa yang menjadi pangkal konflik ini.

Baca juga: Laporkan Rizky Billar atas Dugaan KDRT, Lesti Kejora Langsung Jalani Tes Visum

Berbagai jenis KDRT yang bisa dilakukan pasangan, tak hanya fisik

PBB mendefinisikan KDRT sebagai suatu pola perilaku dalam hubungan apa pun yang digunakan untuk mendapatkan atau mempertahankan kekuasaan dan kendali atas pasangan intim.

Targetnya bisa meluas tak hanya kepada pasangan namun juga anak, orangtua atau kerabat lainnya.

Kekerasan fisik menjadi salah satu bentuk KDRT yang paling banyak terjadi dan disorot dalam berbagai kasus.

Sebabnya tindakan ini meninggalkan bekas luka di tubuh sehingga sangat menarik perhatian.

Baca juga: Bukan Aib, Ini yang Harus Dilakukan Saat Jadi Korban KDRT

Namun sebenarnya bukan itu saja jenis kekerasan domestik yang terjadi antara pasangan, baik sudah menikah atau belum.

Ada banyak jenis lainnya yang harus diwaspadai karena berisiko memberikan dampak sama buruknya pada fisik dan mental kita.

Kekerasan fisik

KDRT fisik bisa terjadi dalam berbagai variasi dan level, mulai dari ringan sampai sangat parah sehingga berisiko kematian.

Beberapa bentuk kekerasan ini termasuk:

  • Memegang dengan kasar
  • Mendorong
  • Menampar
  • menyikut
  • Memukul
  • penusukan
  • Pembakaran
  • Mengigit
  • Pemerkosaan

Bentuk-bentuk kekerasan fisik lainnya dapat mencakup:

  • Membatasi kebutuhan fisik seperti tidur atau makanan
  • Menolak untuk memenuhi kebutuhan seperti obat-obatan
  • Mengunci korban keluar rumah
  • Menghalangi bantuan ketika korban sakit/cedera

Baca juga: 4 Fase KDRT yang Membuat Korbannya Sulit Melepaskan Diri

Kekerasan emosional

Ilustrasi pasangan bertengkar.FREEPIK/FREEPIK Ilustrasi pasangan bertengkar.
Kekerasan emosional seringkali sulit dikenali karena tidak meninggalkan bekas luka fisik di tubuh.

Tindakan ini bertujuan merusak kesejahteraan emosional dan psikologis kita dengan berbagai cara.

Misalnya gaslighting, mencaci-maki, mempermalukan, merendahkan atau menghancurkan harga diri lewat kata-kata maupun tindakannya.

Permintaan dan kebutuhan yang terus-menerus diabaikan juga bisa menjadi bentuk KDRT emosional.

Demikian pula jika pasangan kerap mempertanyakan kemampuan diri atau menggunakan paksaan yang merusak kondisi emosional kita.

Baca juga: 7 Tahapan Gaslighting dalam Hubungan Percintaan, Awas Jadi Korban

Kekerasan finansial

KDRT dalam bentuk finansial terjadi ketika pasangan menggunakan pengaruhnya atas sumber daya ekonomi dalam hubungan untuk menindas kita.

Bisa juga dilakukan dengan membatasi atau menolak memberikan akses pada keuangan, yang seharusnya menjadi hak kita.

Pasangan yang menghilangkan kemampuan kita mendapatkan uang dengan melarang dan menyabotase pekerjaan juga termasuk pelaku kekerasan ini.

Jenis kekerasan domestik ini juga bisa terjadi ketika terjadi penyalahgunaan keuangan karena menghabiskan dana yang dialokasikan untuk kebutuhan rumah tanga yang penting.

Misalnya, biaya hidup rumah tangga yang habis untuk judi online atau pengeluaran tidak penting lainnya.

Baca juga: Kenali Kecenderungan Pasangan KDRT Sejak Pacaran

Isolasi

Isolasi adalah bentuk unik dari KDRT yang dapat dilakukan pelaku namun juga oleh korban, dengan alasan tertentu.

Pasangan berusaha mempertahankan kendalinya sehingga menjauhkan kita dari keluarga, sahabat atau relasi lainnya yang mungkin memberikan nasihat atau perlindungan yang diperlukan.

Pelaku akan mengawasi kita sehingga tidak memiliki hubungan dengan orang lain dan menjadikan dirinya sebagai satu-satunya orang di hidup kita.

Baca juga: Kenali Bentuk Baru KDRT Lewat Gadget dan Media Sosial

Dalam sejumlah kasus, korban KDRT juga cenderung menghindari interaksi karena takut dan malu.

Stalking

Stalking alias menguntit dalah bentuk KDRT emosional dan psikologis yang parah, umumnya korbannya adalah wanita.

Perilaku ini akan membuat korban ketakutan akan ancaman fisik yang akan diterimanya, sahabat, keluarga atau orang lain di sekitarnya.

Stalking juga bisa terjadi ketika hubungan sudah berahir dengan teror seperti mengawasi dari kejauhan, membobol rumah,mengikuti korban melalui kegiatan sehari-hari, dll.

Baca juga: Seo Ye Ji Its Okay to Not Be Okay Posesif, Apa Tanda-tandanya?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com