Kita merasa sangat diistimewakan dan dipahami sehingga menjadi sangat terikat dengan mereka.
Hal ini juga yang menumbuhkan rasa cinta mendalam, yang kita anggap sangat berbeda dari hubungan sebelumnya.
Baca juga: Kenali Pelaku KDRT sejak Masa Pacaran, Ini Tanda-tandanya
Status hubungan kita juga berubah dengan sangat cepat karena terlena dengan rasa nyaman yang didapatkan.
Kondisi tersebut membuat kita bingung meresponnya sehingga akhirnya memilih menikmatinya begitu saja.
Secara perlahan, pasangan kemudian mulai menampakkan perilaku aslinya dengan bersikap kasar dan tidak sehat.
Namun karena sensasi yang dirasakan di awal, kita kesulitan mengidentifikasi perilakunya dan mudah memaafkan mereka.
Baca juga: 11 Alasan Seseorang Sulit Terbebas dari Toxic Relationship
Pada fase ini, perilaku kasar dan toxic mulai meningkat sehingga insting kita mungkin mengatakan ada hal yang tidak beres.
Namun kita sulit meyakininya karena perilaku pasangan yang memikat di awal hubungan.
Biasanya pelaku akan mengulangi tindakan romantisnya itu untuk mempertahankan kontrol yang sudah dimiliki agar kita ragu untuk mengakhiri hubungan.
Baca juga: Bukan Aib, Ini yang Harus Dilakukan Saat Jadi Korban KDRT
Ada juga yang melakukan manipulasi dengan perubahan sikap yang drastis dan membingungkan.
Akhirnya kita akan mempertanyakan diri sendiri, apalagi jika mereka berusaha melemparkan kesalahan dengan menjadikan perilaku kita sebagai pemicu kekerasan yang dilakukannya.
Orang-orang dengan sikap mengendalikan, tidak sehat, dan kasar tahu bahwa perilakunya tidak baik.
Itu sebabnya mereka tidak menunjukkannya kepada sebagian besar orang atau memperlakukan orang lain dengan tindak kekerasan yang sama.
Pola ini juga yang membuat kita sulit memvalidasi pengalaman kekerasan yang didapatkan karena merasa pasangan 'sebenarnya' adalah orang yang baik.
Hal ini contoh dari tindakan gaslighting sehingga kita kemudian mempertanyakan kenyataan yang dialami maupun pengalaman diri sendiri.
Baca juga: Kalimat Gaslighting yang Sering Tidak Disadari, Hati-hati