Namun, orang yang menerima dua vaksinasi dalam satu siklus haid mengalami gangguan yang lebih besar.
Dalam kelompok ini, rata-rata peningkatan panjang siklus adalah empat hari.
Lalu, 13 persen mengalami keterlambatan delapan hari atau lebih, dibandingkan dengan lima persen pada kelompok kontrol.
Seorang profesor kebidanan dan ginekologi di Oregon Health & Science University yang memimpin penelitian ini, Alison Edelman, mengatakan, bagi kebanyakan orang efek tersebut bersifat sementara.
Efek ini diperkirakan hanya berlangsung selama satu siklus sebelum kembali normal.
Selain itu, tidak ada indikasi bahwa efek samping akan berdampak pada kesuburan.
"Sekarang kami dapat memberikan informasi kepada orang-orang tentang kemungkinan apa yang diharapkan dengan siklus haid," kata Edelman.
"Jadi, saya harap itu secara keseluruhan benar-benar meyakinkan bagi individu," ujar dia.
Para peneliti tidak tahu persis mengapa vaksin tampaknya memengaruhi siklus menstruasi.
Kendati demikian, Edelman menuturkan bahwa sistem kekebalan dan reproduksi saling terkait.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.