Renitasari berharap lewat perayaan serta kegiatan ini, masyarakat bersama-sama bisa lebih mencintai dan melestarikan kebudayaan Indonesia yang sangat beragam. Terutama bagi generasi muda nan nantinya akan menjadi penerus bangsa.
Terdapat 52 karya yang akan menggunakan berbagai kain dari daerah tersebut seperti kain tenun endek, kain grinsing, kain songket, dan dipadukan batik Kudus. Tentunya seluruh material ini, Denny dapatkan langsung dari perajin di pelosok Bali.
Nah untuk menampilkan seluruh keindahan dari Bali ini, Denny Wirawan membagi menjadi tiga sequence.
Pertama, ada penampilan koleksi yang berbasis ready-to-wear, di mana Denny banyak mengaplikasikan tenun endek pada setiap desainnya. Tenunan ini juga sangat unik karena memiliki warna yang alam guna mendukung upaya sustainable fashion di Singaraja.
Sequence kedua, muncullah helaian kain gringsing. Jenis kain ini didapatkan dari perajin di Karangasem dan dipadukan dengan batik Kudus asli pada desain yang diciptakan oleh Denny.
Baca juga: Semarak Taman Bunga Wedari dari Denny Wirawan
Kain gringsing rupaya bagian dari warisan kebudayaan kuno Bali, digunakan pada upacara khusus. Mengingat makna serta nilai dari kain gringsing, Denny tidak memotong sama sekali helaian ini agar tetap autentik.
Sisa benang dari kain songket dikumpulkan dan dipintal kembali, sehingga menciptakan warna nan bergradasi. Untuk helaian songket ini berasal dari perajin di daerah Sidemen.
Sebuah busana tidak akan lengkap tanpa adanya perhiasan. Denny pun memikirkan secara detail, aksesoris seperti apa dan dari mana yang ingin diangkat dikoleksi kali ini.
Akhirnya, datanglah inspirasi untuk mengangkat perhiasan dari perajin Solo dan dua di area Bali, Celuk dan Bangli. Perpaduan ketiga daerah menghasilkan sejumlah aksesoris nan modern sekaligus mewah karena penggunaan material logam khusus serta emas asli, berkadar 22 karat dan 24 karat.
Seluruh desain sudah dirancang baik-baik oleh Denny, terlepas dari waktu produksi nan cukup singkat yakni sekitar 3 bulan.
Dalam perjalanannya membentuk koleksi eksklusif ini, Denny merasa senang karena para perajin yang ia temui didominasi usia muda, setengah baya.
Baginya, hal tersebut mengindikasi bahwa mereka bisa mendapatkan kehidupan yang layak sebagai pengrajin tenun dan batik, lewat permintaan kain Indonesia nan terus diminati. Diharapkan juga bisa membantu pemulihan ekonomi nasional setelah terimbas pandemi.
Baca juga: Denny Wirawan Bagikan Tips Rancang Busana Keberlanjutan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.