Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Batik Menurut Pakar

Kompas.com - 01/10/2022, 13:03 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Orang Indonesia seringkali mengandalkan batik untuk berbagai keperluan, baik formal maupun informal.

Sayangnya, tidak semua orang benar-benar memahami apa itu batik dan cara memilih batik sebelum mereka membelinya.

Hal tersebut membuat mereka salah membeli batik bahkan tidak menyadari apabila motif yang dikenakan "biasa saja" atau terbalik.

Nah, menurut pakar batik Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Prof. Mulyanto, memilih batik memang ada "seninya".

Karena perlu beberapa pertimbangan, mulai dari motif, warna, dan makna sebelum batik yang diincar dibawa pulang ke rumah.

Baca juga: Batik Apakah yang Anda Kenakan Hari Ini?

Perhatikan hal ini sebelum membeli batik

Ada empat hal yang perlu diperhatikan supaya batik yang dibeli terlihat "wah" dan tidak kembar dengan orang lain. Berikut di antaranya:

Ilustrasi kain bermotif batikDok. pribadi Guru Besar FKIP UNS Prof. Dr. Mulyanto, M.Pd. Ilustrasi kain bermotif batik

1. Beli batik, bukan kain bermotif batik

Prof. Mulyanto mengatakan, masyarakat perlu memahami apa itu batik supaya momen pergi ke kondangan menjadi berkelas.

Guru Besar Bidang Ilmu Pendidikan Seni Rupa Luar Sekolah FKIP UNS ini menjelaskan, batik yang sebenarnya, dibuat menggunakan bantuan lilin atau malam untuk menutup warna.

Keunikan proses pembuatan tersebut yang dikatakan Prof. Mulyanto berbeda dengan kain pada umumnya.

"Jadi, berbeda dengan printing. Itu bukan batik. Tapi, kain bermotif batik. Kalau batik ya benar-benar dibuat menggunakan lilin panas," jelas Prof. Mulyanto.

"Yang seperti itu, batik itu motifnya, bukan prosesnya," tambahnya.

Baca juga: Iwan Tirta Private Collection 2023: Akulturasi Batik dari China, Jepang, dan Belanda dalam Sebuah Cerita

2. Motifnya unik

Batik memiliki motif dan warna yang beragam. Tapi, dalam beberapa kejadian, batik yang kita gunakan kembar dengan orang lain.

Nah, untuk mengantisipasi kejadian seperti itu, Prof. Mulyanto menyarankan supaya masyarakat memilih batik yang motifnya unik.

"Motif unik misalnya memiliki makna sesuai dengan kearifan lokal asal motif dicipta, kalau bisa motif merupakan hasil pengembangan dari motif batik klasik," jelasnya.

"Motif batik klasik terdiri atas motif banji, ganggong, ceplok, nitik atau anyaman, kawung, parang, lereng, semen, lung-lungan, dan buketan."

Contoh batik motif sanggit.Dok. pribadi Guru Besar FKIP UNS, Prof. Dr. Mulyanto, M.Pd. Contoh batik motif sanggit.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com