Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 03/10/2022, 07:41 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Healthline

Iritasi dapat berlangsung selama berhari-hari dalam kasus yang parah. Gejala lain bisa berupa gatal-gatal, kemerahan, kulit melepuh, dermatitis alergi, dan luka bakar kimiawi.

• Dampak lainnya

Menurut Physicians for Human Rights, paparan gas air mata yang berkepanjangan atau berulang-ulang dapat menyebabkan gejala-gejala gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

Baca juga: Tembakan Gas Air Mata yang Harus Dibayar Mahal, 127 Suporter Tewas

Paparan gas air mata juga bisa menyebabkan peningkatan denyut jantung atau tekanan darah.

Pada orang dengan masalah jantung, hal ini dapat menyebabkan serangan jantung atau kematian.

Di samping itu, terkena tabung gas air mata juga dapat menyebabkan cedera traumatis.

Beberapa penelitian pada hewan menunjukkan bahwa paparan gas air mata meningkatkan risiko keguguran atau menyebabkan kelainan janin.

Namun, saat ini tidak ada penelitian yang cukup pada manusia untuk mengetahui bagaimana gas air mata benar-benar memengaruhi perkembangan janin pada manusia.

Cara mengatasi dampak gas air mata

Tidak ada obat penawar untuk gas air mata, jadi pengobatan bergantung pada penanganan gejala yang dialami oleh tiap individu.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, kita harus segera menjauh dari sumber gas air mata setelah terpapar dan mencari udara segar.

Sebab, uap dari gas air mata biasanya akan mengendap di tanah, jadi sebaiknya kita mencari tempat yang tinggi jika memungkinkan.

Melepaskan pakaian yang mungkin telah terkontaminasi dan mandi dengan sabun maupun air untuk menghilangkan uap dari kulit juga menjadi ide yang bagus.

Baca juga: Tragedi Kanjuruhan Arema, Polisi Buka Suara soal Tembakkan Gas Air Mata

Kita dapat membersihkan mata dengan menyiramnya dengan air sampai kita benar-benar menyingkirkan gas air mata.

Mencegah dampak buruk

Komplikasi gas air mata dapat menjadi lebih buruk semakin lama kita terpapar.

Meminimalkan jumlah waktu bersentuhan dengan gas dan menjauh secepat mungkin dapat meminimalkan risiko kita terkena efek samping yang lebih parah.

Kita mungkin dapat meminimalkan paparan dengan menutupi mata, mulut, hidung, dan kulit sebanyak mungkin.

Lalu, kita juga bisa mengenakan syal atau bandana di atas hidung dan mulut untuk membantu mencegah sebagian gas memasuki saluran udara.

Baca juga: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, Kapolda Jatim Sebut Tembakan Gas Air Mata Sesuai Prosedur

Selain itu, mengenakan kacamata juga dapat membantu melindungi mata kita.

Kebanyakan orang yang terpapar gas air mata tidak mengalami efek jangka panjang, tetapi dalam beberapa kasus, paparan gas air mata dapat menyebabkan komplikasi parah atau kematian.

Jika kita terpapar gas air mata, sebaiknya segera mencari pertolongan medis, sehingga kita dapat dipantau oleh seorang profesional medis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber Healthline


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com