Selain menunjukkan perilaku yang tidak tenang, si pembohong cenderung gelisah dengan penampilan dirinya.
Hal tersebut dikatakan David Clark, seorang pengacara yang sudah malang-melintang selama 35 tahun dengan mendirikan The Clark Law Office.
Ia mengatakan, orang yang berbohong merasa gelisah dengan penampilannya.
Sehingga, mereka terus memperhatikan dasi atau kacamata.
Selain itu, Clark menyampaikan, si pembohong terkadang menggunakan sapu tangan untuk mengelap keringat dari kepalanya.
Hal lain yang dilakukan pembohong adalah belibet dengan rambutnya -apabila memiliki rambut yang panjang.
Clark menyebut, pembohong yang rambutnya panjang cenderung menyisir rambutnya ke samping.
Perilaku tersebut semata-mata dilakukan untuk mengalihkan perasaan tidak tenang karena berbohong.
Kontak mata dengan lawan bicara membuat obrolan terasa menyenangkan dan fokus.
Baca juga: Ini 5 Kalimat Bohong dari Mulut Wanita, Jangan Langsung Percaya...
Tapi, beda ceritanya apabila seseorang bertemu pembohong.
Pasalnya, orang yang berbohong memilih untuk tidak melakukan kontak mata karena mereka tahu perilakunya tidak benar.
Tak hanya itu, mereka juga sengaja memalingkan muka untuk mengurangi rasa bersalah dalam pikiran.
Menariknya, Clark mendapati temuan bahwa orang kidal yang berbohong cenderung mengalihkan pandangannya ke kiri untuk menjangkau ingatan.
Sementara, orang tidak kidal yang berbohong cenderung melihat ke arah kanan untuk memanfaatkan bagian imajiner otak dan kemungkinan sedang berusaha berbohong lagi.
Pekerja social klinis, Joni Ogle, LCSW, mengatakan, stres karena berbohong menyebabkan tubuh menegang dan pembohong menutup diri.