"Coba kamu bayangkan, bagaimana caranya orang bisa melepaskan orang yang sangat berarti bagi dirinya?" ujar Dokter Santi.
Baca juga: Seperti Ridwan Kamil, Cara bagi Orangtua Hadapi Duka Ditinggal Anak
Dokter Santi yang merupakan spesialis kedokteran jiwa di RSJ Magelang ini mengingatkan pentingnya melatih empati saat menghadapi momen seperti ini.
"Empati adalah kemampuan agar bisa mengerti ataupun memahami apa yang orang lain rasakan, empati ini akan membuat kamu dapat merasa berada di posisi orang lain," terangnya.
Karena itu, kita diminta lebih peka dengan tidak memaksa keluarga korban untuk sabar dan kuat menghadapi kejadian tersebut.
Baca juga: 6 Kebiasaan untuk Mengasah Rasa Empati, Mau Coba?
"Tanpa kamu mintapun, dia juga pasti berusaha," tambah Dokter Santi.
"Jangan buru-buru mereka yang sedang berduka. Jangan paksa mereka untuk segera melupakan. Ini tentang orang-orang yang mereka cinta," pesannya.
Keluarga korban yang ditinggalkan butuh waktu untuk mencerna apa yang terjadi, memahami dan akhirnya menguatkan diri sendiri.
Sebaliknya, kita bisa memberikan dukungan yang lebih baik dengan kalimat " Turut berduka cita" atau "Turut berbela sungkawa".
Ia berpesan, kita juga bisa memberikan doa terbaik atau menyampaikan jika siap membantu sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.
Baca juga: Etika Gunakan Media Sosial Ketika Ada Kabar Duka atau Bencana
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.