Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penting, Kalimat yang Jangan Dikatakan pada Keluarga Korban Kanjuruhan

Kompas.com - 04/10/2022, 08:16 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Tragedi Kanjuruhan meninggalkan duka mendalam bagi keluarga korban.

Peristiwa tersebut juga memicu keprihatinan dan kesedihan dari masyarakat luas, termasuk kita.

Banyak yang berusaha menyampaikan empatinya, lewat media sosial maupun secara langsung.

Baca juga: Cara Bijak Berkomentar di Media Sosial Ketika Ada Kabar Duka

Namun kita perlu berhati-hati agar jangan sampai tindakan tersebut malah menambah luka di hati para keluarga korban.

Pastikan memilih kalimat yang tepat agar tidak menyakit perasaan yang sedang kehilangan.

Kalimat terlarang dikatakan pada keluarga korban Kanjuruhan

Psikiater dr.Santi Yuliani,M.Sc.,Sp.KJ membagikan tipsnya agar kita bisa lebih bijak dalam menyampaikan belasungkawa.

"Sering kali kita sebagai orang yang tidak mengalami, bermaksud baik dan berniat memberikan dorongan, akan tetapi tidak tepat dan justru membuat orang tersebut tidak nyaman," katanya, seperti dikutip dari akun Instagramnya, @santi_psychiatrist.

Oleh sebab itu, ada sejumlah kalimat duka cita yang tidak boleh kita katakan kepada keluarga korban Kanjuruhan, maupun tragedi lainnya yakni:

"Jangan sedih, jangan ditangisi"

Kehilangan akibat peristiwa yang terjadi setelah laga sepakbola Arema vs Persebaya itu tentunya memunculkan kesedihan luar biasa.

Sanak saudara yang pamit menonton pertandingan olahraga kemudian harus pulang dalam keadaan tidak bernyawa.

Jadi, kalimat di atas tentunya mustahil untuk dilakukan sehingga tak perlu disampaikan.

Baca juga: 9 Kalimat yang Sebaiknya Dihindari pada Teman yang Berduka

"Udah lupakan ya tragedi ini, kamu harus bangkit sekarang"

Peristiwa yang memunculkan korban jiwa hingga ratusan orang ini masih sangat mengejutkan banyak pihak, apalagi pihak keluarga.

Saran untuk melupakan tragedi yang bahkan belum mampu mereka pahami ini tentunya tidak bermanfaat.

Biarkan setiap orang memproses kesedihannya masing-masing, tanpa harus diburu-buru, terlebih lagi oleh kita yang tidak berkaitan.

Baca juga: Duka Ridwan Kamil, Pahami 6 Etika Berbelasungkawa di Media Sosial

"Kamu harus bisa melepaskan supaya korban tenang di sana"

Kapten Persebaya, Alwi Slamat, menyalakan lilin dalam acara solidaritas dan doa bersama untuk kobran tragedi Kanjuruhan yang dilaksanakan di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, pada Senin (3/10/2022) malam WIB. (Sumber foto: Tangkapan layar Twitter Persebaya/@persebayaupdate)Dok. Official Persebaya Kapten Persebaya, Alwi Slamat, menyalakan lilin dalam acara solidaritas dan doa bersama untuk kobran tragedi Kanjuruhan yang dilaksanakan di kawasan Tugu Pahlawan, Surabaya, pada Senin (3/10/2022) malam WIB. (Sumber foto: Tangkapan layar Twitter Persebaya/@persebayaupdate)
Para korban Tragedi Kanjuruhan ini adalah orang yang sangat berarti bagi keluarganya masing-masing.

"Coba kamu bayangkan, bagaimana caranya orang bisa melepaskan orang yang sangat berarti bagi dirinya?" ujar Dokter Santi.

Baca juga: Seperti Ridwan Kamil, Cara bagi Orangtua Hadapi Duka Ditinggal Anak

Pentingnya empati di momen berduka

Dokter Santi yang merupakan spesialis kedokteran jiwa di RSJ Magelang ini mengingatkan pentingnya melatih empati saat menghadapi momen seperti ini.

"Empati adalah kemampuan agar bisa mengerti ataupun memahami apa yang orang lain rasakan, empati ini akan membuat kamu dapat merasa berada di posisi orang lain," terangnya.

Karena itu, kita diminta lebih peka dengan tidak memaksa keluarga korban untuk sabar dan kuat menghadapi kejadian tersebut.

Baca juga: 6 Kebiasaan untuk Mengasah Rasa Empati, Mau Coba?

"Tanpa kamu mintapun, dia juga pasti berusaha," tambah Dokter Santi.

"Jangan buru-buru mereka yang sedang berduka. Jangan paksa mereka untuk segera melupakan. Ini tentang orang-orang yang mereka cinta," pesannya.

Keluarga korban yang ditinggalkan butuh waktu untuk mencerna apa yang terjadi, memahami dan akhirnya menguatkan diri sendiri.

Sebaliknya, kita bisa memberikan dukungan yang lebih baik dengan kalimat " Turut berduka cita" atau "Turut berbela sungkawa".

Ia berpesan, kita juga bisa memberikan doa terbaik atau menyampaikan jika siap membantu sewaktu-waktu ketika dibutuhkan.

Baca juga: Etika Gunakan Media Sosial Ketika Ada Kabar Duka atau Bencana

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com