Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembohong Patologis, Hobi Berdusta Secara Kompulsif yang Jadi Penyakit

Kompas.com - 06/10/2022, 08:07 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Pembohong patologis adalah seseorang yang berdusta secara kompulsif tanpa motif yang jelas.

Perilaku ini berbeda dari bohong yang lazim dilakukan orang karena seringkali dilakukan untuk manfaat tertentu.

Misalnya saja untuk menghindari rasa malu, pergaulan sosial atau mencapai keuntungan pribadi lainnya.

Baca juga: 5 Tanda Orang Sedang Berbohong, Salah Satunya Posisi Bahu

Namun perilaku bohong patologis sangat berbeda sehingga dinilai sebagai tanda gangguan kepribadian tertentu.

Apa itu kebohongan patologis?

Kebohongan patologis dilakukan terus-menerus secara kompulsif meskipun tidak ada manfaatnya.

Bualan yang disampaikan juga biasanya luas dan rumit sehingga bagi sebagian orang terasa ganjil.

Pembohong patologis biasanya mulai mengembangkan gangguan ini di usia remaja dengan pola yang bertahan hingga bertahun-tahun.

Tak heran jika masalah ini memberikan pengaruh buruk untuk kehidupan pribadi, karier dan segala aspeknya.

Padahal sebenarnya kebohongan patologis tidak memberikan keuntungan apa pun, maupun dirancang untuk itu.

Baca juga: Sering Berbohong, Hati-hati Mengidap Kebohongan Patologis...

Namun penderitanya tidak bisa menahan diri untuk selalu menyampaikan dusta, yang menjadi pembeda utama dibandingkan kebohongan biasa.

Penderitanya juga sering kali tidak menyadari kebohongan tersebut atau mampu berpikir rasional soal bualan yang dikatakannya.

Mereka kehilangan kontrol soal apa yang bisa dikatakan sehingga cenderung berbohong tanpa henti bahkan ketika itu akhirnya merugikan.

Beberapa pembohong patologis benar-benar percaya pada apa yang dikatakannya meskipun itu jelas-jelas salah.

Namun ada juga yang menyadari jika hal yang mereka katakan tidak benar atau telah terbukti salah.

Penyebab kebohongan patologis

Berbohong seringnya dilakukan untuk menjaga perasaan pihak lain.Unsplash/Ben White Berbohong seringnya dilakukan untuk menjaga perasaan pihak lain.
Belum banyak riset yang meneliti soal kebohongan patologis sehingga pemahamannya masih sangat terbatas.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com